VIVAnews - Ketua
Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla mengatakan, konflik antara
etnis Rohingya yang mayoritas Muslim, dan suku Rakhine di Myanmar, sama
dengan konflik yang terjadi di Ambon dan Poso.
"Konflik antara orang kemudian menjadi konflik komunal, kemudian merembet ke masalah agama," kata JK di Markas Pusat PMI, Jakarta, Senin, 13 Agustus 2012.
Menurut JK, saat ini etnis Rohingya sudah aman. Namun rasa takut dan cemas masih tinggi. Para korban yang rumahnya dibakar masih tinggal di pengungsian. "Kesehatan merosot karena air sulit," katanya.
PMI dan Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) sepakat menyediakan 4.000 rumah bagi pengungsi.
"Kebutuhan mereka 8.000, tapi kita sudah komitmen 4.000. Jadi setengah dari kebutuhan itu, dan saya mengkoordinirnya," ucap mantan wakil presiden itu.
Untuk meringankan beban para pengungsi Rohingya, PMI juga akan memberikan bantuan makanan, non makanan, dan infrastruktur. Saat ini dua pengurus pusat PMI masih berada di Myanmar untuk berkoordinasi dengan Palang Merah Myanmar dan pemerintah Myanmar.
"Kita akan mengadakan bantuan besar-besaran setelah lebaran. Kita juga akan mengirim relawan dari sini dan banyak negara, dari Turki akan datang, dari Qatar akan datang," tuturnya.
Presiden Myanmar Thein Sein, kata JK, juga telah memberikan akses kepada delegasi kemanusiaan untuk melihat langsung kondisi terkini pasca konflik di Negara Bagian Rakhine.
"Akses ke sana untuk palang merah akan ditandatangani Minggu ini. Harus ada prosedur pemerintah, tidak bisa sembarang orang masuk. Setelah saya datang tidak ada kesulitan, sebelumnya iya," JK menuturkan.
"Konflik antara orang kemudian menjadi konflik komunal, kemudian merembet ke masalah agama," kata JK di Markas Pusat PMI, Jakarta, Senin, 13 Agustus 2012.
Menurut JK, saat ini etnis Rohingya sudah aman. Namun rasa takut dan cemas masih tinggi. Para korban yang rumahnya dibakar masih tinggal di pengungsian. "Kesehatan merosot karena air sulit," katanya.
PMI dan Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) sepakat menyediakan 4.000 rumah bagi pengungsi.
"Kebutuhan mereka 8.000, tapi kita sudah komitmen 4.000. Jadi setengah dari kebutuhan itu, dan saya mengkoordinirnya," ucap mantan wakil presiden itu.
Untuk meringankan beban para pengungsi Rohingya, PMI juga akan memberikan bantuan makanan, non makanan, dan infrastruktur. Saat ini dua pengurus pusat PMI masih berada di Myanmar untuk berkoordinasi dengan Palang Merah Myanmar dan pemerintah Myanmar.
"Kita akan mengadakan bantuan besar-besaran setelah lebaran. Kita juga akan mengirim relawan dari sini dan banyak negara, dari Turki akan datang, dari Qatar akan datang," tuturnya.
Presiden Myanmar Thein Sein, kata JK, juga telah memberikan akses kepada delegasi kemanusiaan untuk melihat langsung kondisi terkini pasca konflik di Negara Bagian Rakhine.
"Akses ke sana untuk palang merah akan ditandatangani Minggu ini. Harus ada prosedur pemerintah, tidak bisa sembarang orang masuk. Setelah saya datang tidak ada kesulitan, sebelumnya iya," JK menuturkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar