Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Jakarta
Indonesia sudah diperhitungkan di kancah perpolitikan dan perekonomian
dunia. Terbukti, kini Indonesia sering dimintai pendapat atas berbagai
masalah di dunia.
"Lebih jauh lagi, berbagai inisiatif dan
pemikiran yang kita ajukan dalam merespons dinamika internasional,
alhamdulillah suara kita semakin didengar dan diperhitungkan. Atas
berbagai permasalahan dunia, semakin sering kita dimintai pendapat;
“What does Indonesia think?”" kata SBY.
Hal itu disampaikan dia
dalam pidato kenegaraan dalam sidang bersama DPR-DPD di ruang sidang
paripurna Gedung DPR, Kamis (16/8/2012).
Hal ini membuktikan, sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, imbuhnya, Indonesia dapat berdiri tegak di kancah internasional.
Sebelumnya
SBY memaparkan peran dan upaya Indonesia dalam menyelesaikan konflik di
kawasan, seperti konflik Laut China Selatan, konflik Muslim Rohingya di
Myanmar, konflik Israel-Palestina serta konflik di Suriah.
"Seraya
terus mendukung proses demokratisasi dan “Nation Building” di Myanmar,
secara khusus, kita memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap
penyelesaian masalah kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar.
Dengan niat yang baik, saya telah mengirim surat kepada Presiden Thein
Sein, dan mendorong agar masalah konflik antar etnis dapat diselesaikan dengan cepat, bijak dan tepat," papar SBY.
Indonesia,
imbuh SBY juga terus mendorong keterpaduan dan peran sentral ASEAN
dalam menghadapi berbagai tantangan di sekitarnya, termasuk perkembangan
terkait Laut China Selatan. Namun SBY menyayangkan pertemukan ASEAN
tingkat menteri tahun ini belum berhasil mengeluarkan kesepakatan
bersama.
"Namun, berkat langkah diplomasi yang kita lakukan
secara proaktif dan intensif, keterpaduan dan peran sentral ASEAN telah
kembali terjaga dan terkonsolidasikan, dengan disepakatinya six-point
principles on the South China Sea sejak 20 Juli lalu. Untuk itu, melalui
mimbar ini, saya mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin ASEAN
atas dukungan dan kesepakatannya untuk memberikan prioritas bagi
penyelesaian code of conduct di Laut China Selatan," kata dia.
"Dengan
“code of conduct” yang kita bicarakan pada ASEAN dan East Asia Summit
di Bali tahun 2011 yang lalu, kita akan bisa menjaga stabilitas,
keamanan dan ketertiban di wilayah Laut China Selatan," imbuh SBY.
Dalam
menyikapi perkembangan di Palestina, Indonesia secara konsisten dan
prinsipil senantiasa memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina untuk
merdeka dan berdaulat. Keprihatinan dan perjuangan bangsa Palestina,
juga merupakan keprihatinan dan perjuangan bangsa Indonesia.
"Kita
juga memberikan perhatian terhadap perkembangan di Suriah. Tentu kita
tidak ingin melihat tragedi kemanusiaan terus berlanjut. Secara aktif,
saat PBB memutuskan untuk mengirimkan tim pengamat, Indonesia langsung
menempatkan sejumlah Perwira pengamat militer sebagai bagian dari tim
tersebut," papar SBY.
Dalam berbagai kesempatan, lanjut SBY,
untuk mengurangi ketegangan di Suriah, Indonesia telah mengusulkan
adanya mandat baru PBB di bawah bab 7 Piagam PBB atau bab 6 plus, yang
memiliki kewenangan untuk dapat segera menghentikan konflik dan jatuhnya
korban jiwa, tanpa memperdebatkan isu menyangkut alih kekuasaan di
Suriah.
"Indonesia sungguh menyesalkan tiadanya kesepakatan di
tingkat Dewan Keamanan PBB, sehingga peperangan internal dan kekerasan
terus berlangsung dengan korban jiwa yang makin besar di Suriah," kata
SBY.
(nwk/nrl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar