JAKARTA - Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) merasa tidak terpengaruh dugaan penyadapan
terhadap petinggi lembaga anti korupsi itu oleh Mabes Polri. Bahkan Juru
Bicara KPK, Johan Budi menyebut sumbernya tidak jelas.
"Saya rasa itu harus ditanya pada yang menyadap (Polri). Sejauh yang saya tau tidak ada pernyataan resmi dari Polri yang menyatakan Pimpinan KPK disadap," kata Johan di kantornya, Selasa (14/8).
Meski dikatakan perihal penyadapan itu sudah dimuat di salah satu media Nasional. Johan tetap tidak mau banyak komentar. Karena menurutnya sumber dalam pemberitaan itu tidak jelas. "Sumberkan kadang-kadang nggak jelas juga," pungkasnya.
Sebelumnya Markas Besar Polri juga membantah penyadapan yang diduga dilakukan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terutama pada pimpinan KPK terkait perebutan kasus dugaan korupsi Simulator SIM di Korlantas Polri.
"Kita melakukan langkah-langkah yang profesional, jadi menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan, termasuk penyadapan yang tidak sesuai aturan," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anang Iskandar di kantor Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (14/8).
Hal yang sama juga dibantah oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar. "Tidak benar. Tidak benar ada penyadapan itu," tutur Boy.
Seperti yang diketahui, dugaan penyadapan oleh Polri terhadap KPK ini berawal dari pengakuan seorang perwira polisi pada media nasional yang terbit 13 Agustus 2012 lalu. Dalam tulisan yang berjudul
"Mengapa Polisi Bertahan" perwira itu memaparkan ada upaya operasi gelap Mabes Polri untuk menghalangi KPK mengusut kasus simulator SIM, antara lain melalui penyadapan.
Selain menyadap, Mabes Polri juga diduga menguntit kegiatan para pimpinan KPK. Semua usaha tersebut dilakukan untuk mengetahui pimpinan KPK yang paling getol mengusut kasus tersebut. Bahkan diduga Polri sengaja mengumpulkan informasi kesalahan yang pernah dilakukan pemimpin KPK di masa lalu.(fat/jpnn)
"Saya rasa itu harus ditanya pada yang menyadap (Polri). Sejauh yang saya tau tidak ada pernyataan resmi dari Polri yang menyatakan Pimpinan KPK disadap," kata Johan di kantornya, Selasa (14/8).
Meski dikatakan perihal penyadapan itu sudah dimuat di salah satu media Nasional. Johan tetap tidak mau banyak komentar. Karena menurutnya sumber dalam pemberitaan itu tidak jelas. "Sumberkan kadang-kadang nggak jelas juga," pungkasnya.
Sebelumnya Markas Besar Polri juga membantah penyadapan yang diduga dilakukan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terutama pada pimpinan KPK terkait perebutan kasus dugaan korupsi Simulator SIM di Korlantas Polri.
"Kita melakukan langkah-langkah yang profesional, jadi menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan, termasuk penyadapan yang tidak sesuai aturan," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anang Iskandar di kantor Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (14/8).
Hal yang sama juga dibantah oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar. "Tidak benar. Tidak benar ada penyadapan itu," tutur Boy.
Seperti yang diketahui, dugaan penyadapan oleh Polri terhadap KPK ini berawal dari pengakuan seorang perwira polisi pada media nasional yang terbit 13 Agustus 2012 lalu. Dalam tulisan yang berjudul
"Mengapa Polisi Bertahan" perwira itu memaparkan ada upaya operasi gelap Mabes Polri untuk menghalangi KPK mengusut kasus simulator SIM, antara lain melalui penyadapan.
Selain menyadap, Mabes Polri juga diduga menguntit kegiatan para pimpinan KPK. Semua usaha tersebut dilakukan untuk mengetahui pimpinan KPK yang paling getol mengusut kasus tersebut. Bahkan diduga Polri sengaja mengumpulkan informasi kesalahan yang pernah dilakukan pemimpin KPK di masa lalu.(fat/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar