VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak
seluruh masyarakat Indonesia untuk menghindari kekerasan horisontal.
Baik yang dipicu oleh sengketa lahan, ekses Pemilukada maupun perbedaan
pandangan dan keyakinan.
Hal ini diungkapkan Presiden SBY pada
sambutan kenegaraan dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun ke-67
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, di Gedung MPR/DPR/DPD RI,
Jakarta, Kamis 16 Agustus 2012.
Isu ini, kata presiden, perlu
disampaikan. Mengingat masih terjadinya aksi-aksi kekerasan dan konflik
komunal di tengah masyarakat.
"Kita harus menghindarkan diri dari sikap mau menang sendiri dan memaksakan kehendak," kata Presiden SBY.
Menurutnya,
sebagai negara yang menjunjung nilai-nilai demokrasi, Indonesia harus
menjunjung tinggi toleransi. "Negeri kita justru harus menjadi etalase
dari harmoni dan toleransi. Bukan konflik dan kekerasan horisontal,"
katanya.
Aksi-aksi kekerasan dan konflik komunal itu, menurutnya
bisa dicegah jika semua pihak, baik kepala daerah, tokoh masyarakat,
kepolisian dan TNI peduli dan terus menjaga kerukunan serta ketentraman
masyarakat.
"Pastilah tidak semudah itu terjadi aksi-aksi kekerasan, tindakan main hakim sendiri, dan konflik komunal," dia menambahkan.
Polri
diminta tegas, cepat dan tepat jika terjadi aksi kekerasan di tengah
masyarakat. Penanganannya pun jangan terlambat, dan harus tuntas.
"Jangan
pula ada kesan Polri melakukan pembiaran. Yang penting hindari dan
cegah jatuhnya korban jiwa dari pihak mana pun," pesannya. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar