Ferdinan - detikNews
Jakarta - Sikap persuasif Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito
Karnavian sebelum mengambil tindakan tegas terhadap PKL pembuat
kericuhan di Monas patut diapresiasi. Semua pihak termasuk Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) harus menghormatinya.
"Sebagai
orang pertama di Polda Metro Jaya yang paling bertanggung jawab pada
keamanan ibu kota negara Jakarta dan sekitarnya, tentunya Pak Tito lebih
tahu tindakan yang harus dilakukannya terhadap PKL pembuat kericuhan di
Monas. Upayanya bersama jajaran mengedepankan komunikasi pantas
diapresiasi," ujar pengamat kepolisian, Aqua Dwipayana Minggu
(21/6/2015) malam.
Aqua menyebut Tito sebagai Kapolda tunduk pada
perintah atasannya yakni Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti.
Sehingga orang yang paling berhak untuk memerintahkan penanganan
kejadian termasuk menangkap perusuh di Monas adalah Badrodin.
Diberitakan
sebelumnya, ratusan PKL menyerbu kawasan Monas melalui gerbang timur
pada Sabtu (20/6) sore bertepatan dengan waktu berbuka puasa. Para oknum
PKL itu membabi buta melakukan pengerusakan fasilitas umum di Monas dan
melakukan penyerangan terhadap Satpol PP yang tengah berjaga.
Para
PKL juga membakar tenda tempat Satpol PP berjaga. Beberapa kendaraan
Satpol PP dan pengunjung Monas tak luput dari amukan PKL.
Tak
sampai di situ, kawasan Lenggang Jakarta yang tengah ramai pengunjung
juga ikut diserang. Para PKL melakukan pengerusakan di area Lenggang
Jakarta.
Aksi penyerangan tersebut sudah kedua kali terjadi dalam
minggu ini. Penyebab aksi anarkis itu disebut-sebut karena para PKL
marah dilarang berjualan di Monas.
Menyikapi kejadian itu Tito
berjanji menindaklanjuti keinginan Ahok untuk menindak tegas PKL pembuat
kericuhan di Monas. Tapi Irjen Tito memilih melakukan jalur persuasif
sebelum mengambil tindakan tegas bagi perusuh.
"Saya akan
diskusikan dan saya tugaskan kepala biro operasional dan Kapolsek untuk
koordinasi. Kalau langkah persuasif (gagal) bisa ambil tindakan tegas,"
kata Irjen Tito di sela buka puasa bersama warga di Jl Tanah Tinggi
Barat, Jakpus, Minggu (21/6).
Tito menyebut Gubernur Ahok memang
menginginkan penertiban PKL yang dilakukan secara tegas. Sebab
keberadaan PKL malah membuat kondisi Monas kotor dan tidak nyaman.
"Kami
mendukung, saya minta jajaran kami di Polres dan Polda proaktif
mendiskusikan taktik yang tepat sehingga potensi yang merugikan misalnya
ada korban bisa diminimalkan," sambungnya.
Aqua yang pakar
komunikasi menambahkan bahwa Tito tidak mau bersikap represif terhadap
para PKL tersebut sebab bisa menimbulkan antipati mereka pada polisi.
Sementara dengan pendekatan komunikasi, berbicara dari hati ke hati,
masalah PKL itu dapat dituntaskan.
Dalam membenahi PKL di Jakarta
termasuk di kawasan Monas, Aqua menyarankan kepada Ahok untuk mencontoh
berbagai hal positif dan langkah-langkah yang telah dilakukan
pendahulunya, Presiden Jokowi saat menjadi Wali kota Solo.
Saat
itu Jokowi berhasil memindahkan para PKL di berbagai tempat di Kota Solo
tanpa menimbulkan gejolak. Malah mereka dengan sukarela melakukannya
dan pakai upacara dengan swadaya para PKL.
"Kunci penuntasan
masalah PKL tersebut bukan pada tindakan tegas dengan menangkapi mereka.
Tetapi yang jauh lebih efektif adalah lewat komunikasi. Sebagai warga
negara
Indonesia mereka butuh didengar dan diberikan tempat yang
layak untuk berdagang," tegas kandidat doktor Komunikasi dari Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung ini.
Aqua
melanjutkan, Tito yang telah sangat berpengalaman menghadapi kondisi
konflik termasuk dengan orang-orang yang diduga teroris terutama ketika
jadi Komandan Densus 88 Polri, menyadari sekali bahwa kunci utama
mengatasi semua masalah adalah dengan pendekatan komunikasi. Bukan lewat
tindakan kekerasan yang bisa menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.
Selain itu juga memunculkan rasa dendam pada orang-orang yang teraniaya
dan keluarganya.
"Sebagai Kapolda yang belum genap sebulan
bertugas di Metro Jaya tentunya Pak Tito ingin menuntaskan setiap
masalah tanpa menimbulkan gejolak atau masalah baru. Sehingga lewat
pendekatan komunikasi yang dilakukan jajarannya dengan para PKL di Monas
ingin mencarikan solusi terbaik," sambungnya.
Di sisi lain Aqua
menyarankan agar Ahok dan semua pihak menghargai langkah-langkah yang
diambil Tito. Apalagi mantan Kapolda Papua yang merupakan lulus terbaik
(adhi makayasa) di angkatannya (1987) itu telah berjanji untuk mengambil
tindakan tegas jika cara persuasif yang dilakukannya tidak membawa
hasil.
"Serahkanlah sepenuhnya pada Pak Tito untuk menuntaskan
kasus tersebut. Apa pun yang dilakukan beliau dan jajarannya adalah yang
terbaik dan harus didukung semua pihak," ujar Aqua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar