Oleh :
Rochimawati
VIVA.co.id , Setelah tiga
minggu berselang, harga minyak mentah internasional turun di posisi
terendah, akibat Yunani menutup bank dan mengontrol modal.
Sementara
itu, Iran melihat kemungkinan akan memperpanjang negosiasi nuklir
dengan negara Barat untuk mengekspor minyaknya ke pasar, karena
kelebihan pasokan.
Dolar melonjak terhadap Euro ke level
tertinggi awal Juni, di tengah kekhawatiran atas krisis Yunani, sebelum
mundur pada sesi perdagangan New York untuk minyak mentah.
Minyak
mentah AS ditutup turun US$1,30, atau 2,18 persen, menjadi US$58,33 per
barel. Sedangkan minyak mentah Brent, turun US$1,20 menjadi US$62,02
per barel.
"Hari ini, semua masih memantau perkembangan di
Yunani. Untuk Iran, masih menjadi pertimbangan hingga satu minggu
kedepan. Semuanya adalah risiko dari off hari ini," kata Tariq Zahir, dari Tyche Capital Advisors di Laurel Hollow, New York, seperti dilansir dari CNBC, Selasa 30 Juni 2015.
Pada
Senin, Yunani diketahui menutup aktivitas bank dan tidak mengeluarkan
uang tunai, akibat gagalnya kesepakatan dengan kreditor, sehingga
menjerumuskan negara itu ke dalam krisis. Euro terbukti masih tangguh,
meski Yunani tinggal selangkah lagi keluar dari Euro.
Beberapa
analis mengatakan, harga minyak mentah bisa melemah jika situasi Yunani
belum diselesaikan hingga referendum pada akhir pekan sampai mereka
mendapatkan bailout, atau dana talangan. (asp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar