Pewarta: Zubi Mahrofi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Rabu pagi bergerak mendatar dengan kecenderungan
menguat tipis sebesar satu poin menjadi Rp13.347 dibandingkan posisi
sebelumnya di Rp13.348 per dolar AS.
"Laju mata uang rupiah tidak banyak mengalami perubahan atau
bergerak mendatar di tengah sentimen saat ini yang bervariasi," kata
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta,
Rabu.
Menurut dia, bervariasinya sentimen di pasar keuangan seperti hasil
rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengenai rencana kenaikan
suku bunganya (Fed fund rate), hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia
(RDG BI) terkait kebijakan tingkat suku bunga (BI rate) serta
pengumuman neraca pembayaran, dan belum jelasnya kepastian penyelesaian
utang Yunani membuat mata uang rupiah bergerak mendatar.
"Dengan berkurangnya tingkat volatilitas pada mata uang rupiah
terhadap dolar AS, setidaknya sedikit meredam kekhawatiran pelaku pasar
uang terhadap tekanan rupiah," katanya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan
bahwa angka penjualan mobil pada bulan Mei 2015 yang kembali turun
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi sepertinya masih akan rendah di
kuartal kedua 2015, itu dapat memberikan sentimen negatif bagi mata uang
rupiah.
"Perkiraan ekonomi Indonesia yang kembali melambat itu
dikhawatirkan dapat mendorong aliran dana keluar dari pasar keuangan
sehingga berpeluang menekan rupiah," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, angka penjualan rumah Amerika Serikat
yang naik dan adanya prediksi bahwa Yunani akan keluar dari zona Euro
dapat meningkatkan permintaan atas aset mata uang safe haven seperti dolar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar