Jpnn
BANYUWANGI - Warga
Dusun Wadung Pal, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, ikut
mempersiapkan penyambutan kedatangan jenazah Angeline di rumah Misyah,
68, nenek Angeline di RT 5, RW 3. Jalan kecil di barat kantor Desa
Tulungrejo menuju rumah duka, oleh warga telah dibersihkan.
Para tetangga juga menyiapkan kebutuhan dapur. Semua itu dilakukan secara gotong royong. Terkait makam, hingga kemarin masih belum digali. "Makam akan digali kalau jenazah sudah meluncur ke Banyuwangi," cetus Camat Glenmore, Susanto Wibowo.
Penggalian makam menunggu jenazah diberangkatkan. Itu, jelas dia, untuk mengantisipasi adanya penundaan. Apalagi, kasus meninggalnya Angeline masih ditangani Polda Bali. "Kalau telanjur digali, tapi tiba-tiba ditunda terus bagaimana," dalihnya.
Informasi yang diterima, terang dia, jenazah akan diberangkatkan dari Denpasar sekitar pukul 08.00 WITA (07.00 WIB) melalui jalur darat. Jarak tempuh Denpasar ke Glenmore masih cukup untuk menyiapkan liang kubur. "Kita perkirakan waktunya empat sampai enam jam, itu untuk menyiapkan makamnya masih cukup," katanya.
Jika ada penundaan pemulangan jenazah, keluarga dan pemerintah di Banyuwangi akan mengikuti prosedur yang berlaku. "Jika ada pembatalan atau penundaan ya tidak apa-apa, diterima saja," ungkapnya.
Ibu kandung Angelina, Hamidah, yang kini menunggu jenazah Angeline di RSUD Sanglah, Denpasar, Bali, akan pulang bersama jenazah almarhumah. "Keluarga di Bali akan pulang termasuk bu Hamidah bersama rombongan jenazah," terang Salamah, 47, kerabat Angeline.
Paman Angeline, Ponimin, 47, menyampaikan meninggalnya korban dengan cara tragis itu, membuat keluarga tidak terima. Polisi diminta untuk mengusut tuntas pelaku dan menghukum seberat-beratnya. "Minimal hukuman mati," katanya.
Meninggalnya Angeline dengan cukup tragis, ternyata mengundang keprihatinan banyak pihak. Sejumlah karangan bunga, terlihat berjejer di sekitar rumah nenek korban. Karangan bunga itu datang dari Bupati Banyuwangi, Kapolres Banyuwangi, dan perkebunan PTPN XII.
Selain itu, di antara karangan bunga itu juga ada dari Menteri Sosial (Mensos) RI, Khofifah Indar Parawansa. Malahan, Mensos rencananya hari ini akan hadir untuk mengikuti pemakaman Angeline.
Kepala Desa (Kades) Tulungrejo, Widi Purnomo, mengatakan rencananya bila jenazah Angeline tiba langsung dibawa ke musala yang ada di timur rumah Misyah. Di musala itu, jenazah akan disalatkan. "Jenazah sudah dimandikan di Bali, jadi kita hanya menyalatkan," terangnya.
Untuk mengantisipasi melonjaknya petakziah, pihaknya telah menyiapkan kantong parkir. Untuk pengamanan, semua anggota Linmas di Desa Tulungrejo akan dikerahkan. "Ada 20 anggota Linmas yang kita siapkan, belum termasuk polisi dan Satpol PP," ujarnya.
Tidak ketinggalan, Puskesmas Tulungrejo juga telah menyiapkan tenaga medis untuk prosesi pemakaman ini. Empat tenaga kesehatan, akan disiagakan di sekitar rumah duka. "Kita sudah siap," cetus kepala Puskesmas Tulungrejo, dr. Bambang Hariyanto. (sli/abi)
Para tetangga juga menyiapkan kebutuhan dapur. Semua itu dilakukan secara gotong royong. Terkait makam, hingga kemarin masih belum digali. "Makam akan digali kalau jenazah sudah meluncur ke Banyuwangi," cetus Camat Glenmore, Susanto Wibowo.
Penggalian makam menunggu jenazah diberangkatkan. Itu, jelas dia, untuk mengantisipasi adanya penundaan. Apalagi, kasus meninggalnya Angeline masih ditangani Polda Bali. "Kalau telanjur digali, tapi tiba-tiba ditunda terus bagaimana," dalihnya.
Informasi yang diterima, terang dia, jenazah akan diberangkatkan dari Denpasar sekitar pukul 08.00 WITA (07.00 WIB) melalui jalur darat. Jarak tempuh Denpasar ke Glenmore masih cukup untuk menyiapkan liang kubur. "Kita perkirakan waktunya empat sampai enam jam, itu untuk menyiapkan makamnya masih cukup," katanya.
Jika ada penundaan pemulangan jenazah, keluarga dan pemerintah di Banyuwangi akan mengikuti prosedur yang berlaku. "Jika ada pembatalan atau penundaan ya tidak apa-apa, diterima saja," ungkapnya.
Ibu kandung Angelina, Hamidah, yang kini menunggu jenazah Angeline di RSUD Sanglah, Denpasar, Bali, akan pulang bersama jenazah almarhumah. "Keluarga di Bali akan pulang termasuk bu Hamidah bersama rombongan jenazah," terang Salamah, 47, kerabat Angeline.
Paman Angeline, Ponimin, 47, menyampaikan meninggalnya korban dengan cara tragis itu, membuat keluarga tidak terima. Polisi diminta untuk mengusut tuntas pelaku dan menghukum seberat-beratnya. "Minimal hukuman mati," katanya.
Meninggalnya Angeline dengan cukup tragis, ternyata mengundang keprihatinan banyak pihak. Sejumlah karangan bunga, terlihat berjejer di sekitar rumah nenek korban. Karangan bunga itu datang dari Bupati Banyuwangi, Kapolres Banyuwangi, dan perkebunan PTPN XII.
Selain itu, di antara karangan bunga itu juga ada dari Menteri Sosial (Mensos) RI, Khofifah Indar Parawansa. Malahan, Mensos rencananya hari ini akan hadir untuk mengikuti pemakaman Angeline.
Kepala Desa (Kades) Tulungrejo, Widi Purnomo, mengatakan rencananya bila jenazah Angeline tiba langsung dibawa ke musala yang ada di timur rumah Misyah. Di musala itu, jenazah akan disalatkan. "Jenazah sudah dimandikan di Bali, jadi kita hanya menyalatkan," terangnya.
Untuk mengantisipasi melonjaknya petakziah, pihaknya telah menyiapkan kantong parkir. Untuk pengamanan, semua anggota Linmas di Desa Tulungrejo akan dikerahkan. "Ada 20 anggota Linmas yang kita siapkan, belum termasuk polisi dan Satpol PP," ujarnya.
Tidak ketinggalan, Puskesmas Tulungrejo juga telah menyiapkan tenaga medis untuk prosesi pemakaman ini. Empat tenaga kesehatan, akan disiagakan di sekitar rumah duka. "Kita sudah siap," cetus kepala Puskesmas Tulungrejo, dr. Bambang Hariyanto. (sli/abi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar