Pewarta: Zubi Mahrofi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat tipis sebesar satu poin
menjadi Rp13.330 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.331 per
dolar AS.
"Euforia merespons keputusan bank sentral AS (the Fed) yang menahan
kenaikan suku bunganya masih terasa di pasar keuangan domestik,
terlihat kondisi rupiah cukup stabil," kata Ekonom Samuel Sekuritas
Rangga Cipta di Jakarta, Senin.
Menurut dia, adanya sentimen
negatif terhadap prospek pertumbuhan ekonomi domestik dapat menutupi
sentimen positif lainnya sehingga fluktuasi rupiah masih akan mudah
berubah.
"Secara umum mata uang rupiah masih akan tertekan di sepanjang Juni seiring dengan tingginya permintaan dolar AS," katanya.
Dari eksternal, lanjut dia, belum adanya kemajuan pada perundingan
utang Yunani juga berpeluang menekan rupiah terhadap dolar AS. Sentimen
Yunani dapat mendorong tingginya permintaan atas aset "safe haven".
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan
bahwa hari ini pasar akan fokus pada rapat darurat zona Euro yang akan
membahas proposal Yunani untuk menentukan apakah dana talangan utang
akan diberikan atau tidak.
"Negosiasi yang tanpa hasil bisa memberikan sentimen negatif untuk
instrumen-instrumen beresiko karena tenggat waktu perpanjangan bailout
hampir berakhir dan Yunani terancam tidak bisa membayar kewajibannya,"
katanya.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar juga menanti rilis data
penjualan rumah kedua di Amerika Serikat untuk bulan Mei 2015, data itu
diproyeksi lebih bagus dari data bulan sebelumnya. Hasil yang melebihi
prediksi bisa mendorong kembali penguatan mata uang dolar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar