Pewarta: Aditya Ramadhan
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti
mengungkapkan bahwa kemungkinan terjadinya pengaturan skor pertandingan
sepak bola biasanya berada pada klub papan menengah.
"(Tim) yang di tengah ini menang atau kalah tidak ada pengaruh,
biasanya pengaturan skor ada di situ," kata Badrodin di Jakarta, Rabu
(17/6).
Berdasarkan informasi yang didapat pihak kepolisian, kata Badrodin,
klub papan atas dan papan bawah bermain dengan sungguh-sungguh karena
ingin juara dan tidak ingin terdegradasi ke kompetisi level bawah.
"Informasi yang kita dapat, ada 20 klub dalam satu kompetisi. Ada
lima klub teratas, lima klub terbawah. Biasanya mereka bermainnya
sungguh-sungguh karena kan mau juara, yang dibawah juga begitu karena
gak mau terdegradasi," kata Kapolri.
Badrodin juga mengatakan Bareskrim Mabes Polri pernah menangani
kasus pengaturan skor di Eropa dan menangkap pelakunya di Indonesia.
Polisi Spanyol meminta bantuan Polri untuk menangkap pelaku pengaturan skor di Negeri Matador yang lari ke Indonesia.
"Kita pernah bantu polisi Spanyol untuk menangkap pelaku pengaturan
skor di Eropa. Ini kita sudah pernah kita tangkap dan kita serahkan ke
polisi Spanyol," kata dia.
Oleh karena itu Badrodin yakin penyidik Bareskrim Polri bisa
mengungkap mafia pengatur skor pertandingan sepak bola nasional dan
menangkap pelakunya.
Seseorang berinisial BS yang mengaku sebagai pelaku "match fixing"
melaporkan dugaan pengaturan skor pertandingan sepak bola Indonesia di
ajang nasional dan internasional ke Bareskrim Mabes Polri pada Selasa
(16/6) sore.
BS yang diampingi oleh sejumlah lembaga bantuan hukum tersebut
melaporkan adanya tindak pidana penyuapan di beberapa kasus
persepakbolaan Indonesia dalam kurun tahun 2000 hingga 2015.
Dalam laporan polisi yang dibuat pukul 15.00 WIB Selasa 16 Juni 2015
itu disebutkan penyuapan periode 2000-2010 menggunakan dana APBD.
Sedangkan dana penyuapan periode 2010-2015 berasal dari investor
Malaysia berinisial DAS.
BS melaporkan manajer klub, pemain, dan beberapa pengurus Persatuan
Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang diduga melakukan pengaturan
skor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar