Bogor (ANTARA News) - Sebanyak 60 pekerja dibawah umur atau masih anak-anak berhasil dijaring dalam Program Pengurangan Pekerja Anak guna mendukung Program Keluarga Harapan 2011 oleh Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi Kota Bogor, Jawa Barat.

"Anak-anak pekerja ini akan dikembalikan untuk bisa bersekolah kembali dan meninggalkan pekerjaan mereka," kata Kepala Disnakersostrans Kota Bogor Asep Ruchiyatna dalam acara penyerahan pekerja anak program PPA-PKH di Pondok Pesantren An Narrunoniyah, Bogor Utara, Kota Bogor, Selasa.

Asep mengatakan, ke 60 anak dari Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kota Bogor yang berhasil dijaring dalam program Pengurangan Pekerja Anak guna mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) 2011.

Program ini merupakan yang kedua kalinya setelah tahun sebelumnya 2010 program yang sama digulirkan Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kota Bogor.

Asep menyebutkan, para pekerja anak yang seharusnya masih mengenyam pendidikan telah diberikan bimbingan dan pendidikan selama 30 hari oleh para pendamping dan tutor yang memiliki keahlian dalam memotivasi anak di shelter pondok pesantren An Nurrunoniyah dan pesantren Darul Muhajirin Kelurahan Kedunghalang, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

"Kita menyerahkan pendidikan ke 60 anak ini kepada Dinas Pendidikan sebagai pihak yang berkompeten," kata Asep.

Menurut Asep, selama dua tahun berjalan program tersebut memperlihatkan hasil sangat menggembirakan, ke 60 anak kembali mengenyam pendidikan diantaranya ada empat anak tidak mau meninggalkan pesantren. Mereka melanjutkan pendidikan di pesantren. Bahkan, ada satu anak akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Program pendampingan terhadap pekerja anak melibatkan Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat (FKPSM). Selama dalam proses pendampingan, ke 60 anak diberikan bantuan dana. Setiap anak mendapat bantuan sebesar Rp200 ribu setiap bulannya. Mereka mendapat pendampingan selama empat bulan, yaitu satu bulan dishelter dan tiga bulan dikeluarganya.

"Selama empat bulan kita membantu mereka untuk mendapatkan uang saku," kata Asep.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bogor Bambang Gunawan mengharapkan, Dinas Pendidikan dapat memfasilitasi ke 60 anak yang telah mengikuti program pendidikan selama satu bulan ini untuk kembali bersekolah.

"Dukungan ini sangat penting sebagai bagian dari upaya mensinambungkan hasil pembinaan sekaligus contoh konkret adanya saling dukung dan sinergi yang baik antar Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD)," katanya.

Sekretaris daerah Kota Bogor Bambang Gunawan berharap dengan proses pendampingan akan banyak memberikan manfaat bagi 60 anak yang menjadi bagian dari program penghapusan pekerja anak.

"Minimal anak-anak kita yang mengikuti program ini akan memiliki semangat tambahan untuk melanjutkan pendidikan dan tidak lagi beraktivitas didunia kerja," katanya.

Diharapkan, dengan berakhirnya program ini tidak lantas menyurutkan langkah-langkah dalam upaya mengurangi dan menghapus jumlah pekerja anak di Kota Bogor.

"Justru harus terpacu untuk merancang upaya mengurangi jumlah pekerja anak di Kota Bogor," katanya.

Bambang menuturkan bahwa dalam dua tahun terakhir jumlah pekerja anak di Kota Bogor terus mengalami peningkatan. Di 2010 jumlah anak yang terpaksa bekerja telah mencapai 1.574 anak. Sedangkan di 2009 tercatat ada 1.634 anak.

"Fakta inilah kita harus bekerja lebih keras, lebih cerdas dan lebih ikhlas untuk menekan jumlah anak yang terpaksa bekerja," kata Bambang.

Kegiatan program pendampingan bagi pekerja anak tersebut ditutup oleh Sekretaris Daerah Kota Bogor Bambang Gunawan juga dihadiri Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak (PNKPA) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nur Aisyah, dan Sekjen Komnas Perlindungan Anak Haris Merdeka Sirait, pimpinan pondok pesantren An Nurronniyah KH. Ahmad Dahlan, dan camat setempat.(LR/R010/K004)