BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 01 Juni 2011

Lukman Hakim Saifuddin: Peringatan Pidato Bung Karno Momentum Silaturahmi Nasional­

RMOL. Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie, Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menghadiri peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, di Gedung Nusantara IV MPR.

Secara bergantian tokoh nasio­nal itu akan membacakan pidato kebangsaan sekaligus memperi­ngati hari lahirnya Pancasila.

Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 dilatarbelakangi se­mangat untuk merevitalisasi dan mereaktualisasi nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.

Melalui peringatan itu, lanjut dia, Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, diharap­kan tidak sekadar men­jadi konsep pemikiran semata. Tapi mampu menjadi landasan etika dan moral dalam pemba­ngu­nan pranata poli­tik, pemerin­tahan, ekonomi, pene­gakan hu­kum, sosial budaya, dan berba­gai aspek kehidupan lainnya.

“Peringatan 1 Juni merupakan rangkaian sejarah yang sama pentingnya dengan Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei, Sum­pah Pemuda, dan Proklamasi Ke­merdekaan. Makanya, MPR me­minta Presiden SBY, BJ Habibie, dan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato kebang­saan dalam acara tersebut,” ujar Lukman kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.

Dijelaskannya, pada peringa­tan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, Presiden dan bekas Presi­den akan membacakan pidato kebangsaan secara bergantian.

“Kesempatan pertama akan diberikan kepada Pak Habibie sebagai presiden ketiga, kemu­dian Bu Mega sebagai Presiden kelima, dan terakhir Pak Yudho­yono,” ungkap politisi PPP ini.

Berikut kutipan selengkapnya:

Siapa saja yang diundang da­lam acara tersebut?
Selain Presiden dan dua bekas Pre­­siden, acara peringatan Pidato Bung Karno akan dihadiri para be­kas Wakil Presiden, yakni Try Su­trisno, Hamzah Haz dan Jusuf Kalla.

MPR juga mengundang selu­ruh anggota MPR, pimpinan par­tai politik dan pimpinan oganisasi kemasyarakatan (ormas).

Dari 950 orang yang kami undang, kami juga mengundang Ibu Negara, Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid, keluarga proklamator dan keluarga pendiri bangsa. Beberapa pimpinan TNI, Kepolisian dan lembaga tinggi negara juga telah mematikan hadir dalam acara tersebut.

Apakah keluarga bekas Pre­siden Soeharto juga diundang?
Ya, keluarga Pak Harto juga kami undang. Mudah-mudahan, mereka semua dapat meluangkan waktu untuk menghadiri acara ini. Dalam acara sebelumnya, putra bungsu Pak Harto, Hutomo Mandala Putra atau Mas Tommy kan hadir.

Kami berharap, kesempatan ini juga dijadikan momentum silah­tu­rahmi nasional. Kita dapat me­nunjukkan kepada masyarakat, kalau kita tidak boleh terbelenggu dengan masa lalu. Kita harus menatap masa depan lebih baik melalui kebersamaan.

Apakah perwakilan negara-negara sahabat juga diundang?
Tidak. Kami tidak mengun­dang mereka, karena ini bukan acara resmi kenegaraan. Kegiatan ini, sebenarnya sama seperti acara-acara lain yang diselengga­rakan MPR, seperti seminar, Training for Trainer (TOT) dan sebagainya. Kegiatan ini menjadi sangat istimewa, karena dihadiri Presiden dan Wapres serta para bekas Pre­siden dan Wapres. 

Apa Wapres dan bekas Wa­pres kan berpidato?
Tidak. Yang akan menjadi pem­bicara atau berpidato dalam acara tersebut hanya empat orang, yakni ketua MPR Taufik Kiemas, Pak Habibie, Bu Mega dan Presiden Yudhoyono.

Jadi, ini hanya semacam pa­ra­de pidato saja?
Ya tidak dong. Kan tadi sudah saya jelaskan tujuannya. Agar tidak terlihat sebagai parade pi­dato, dalam acara tersebut juga akan diperdengarkan lagu-lagu yang substansinya terkait erat dengan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti lagu Garuda Pancasila, Indone­sia Jaya, Garuda Rumah Kita, dan Kembali ke Pancasila. Kemudian akan ditutup dengan doa bersama.

Berapa lama acara itu akan dilangsungkan?
Acara akan dimulai pukul 10.00 WIB dan dijadwalkan akan berakhir pukul 12.30 WIB.

Apa target dari acara terse­but?
Targetnya, semua penye­lengga­ra negara dan masyarakat, kembali kami ingatkan bahwa kebijakan penyelenggaraan ke­hidupan berbangsa dan bernegara harus berdasarkan Pancasila. Kami juga menargetkan, kegiatan ini dapat dilanjutkan dalam ben­tuk program-program nyata, sehingga Pancasila terlihat secara nyata dalam kehidupan ber­bangsa dan bernegara.

MPR mendesak pemerintah bentuk Badan Sosialisasi Pan­casila, sejauhmana perkemba­ngan­nya?
Betul. Sebenarnya semua lem­baga setuju kalau pemerintah membentuk lembaga yang me­miliki posisi strategis dalam mem­­berikan pemahaman Panca­sila kepada anak muda Indonesia. Dalam pertemuan antar lembaga tinggi negera di Mahkamah Konstitusi, 24 Mei lalu, Presiden pun menyambut baik usulan itu.

Bagaimana kalau disalahgu­nakan?
Lembaga tersebut tidak seperti P4 atau BP7 yang melakukan pen­dekatan indoktrinasi. Masya­rakat tidak perlu khawatir Pan­casila kembali disalahgunakan, karena supervisi dan materi bera­sal dari MPR.   [RM]

Tidak ada komentar: