BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 01 Juni 2011

Data Ponsel Politikus Golkar Disalin Polisi

Hampir satu jam penyidik polisi menyalin 900 SMS yang terdapat di ponsel Indra J Piliang

VIVAnews - Ketua Departemen Kajian Partai Golkar, Indra J Piliang, dimintai keterangan oleh tiga penyidik dari Badan Reserse Kriminal Polri setelah mengaku mendapat pesan singkat (SMS) dari orang yang mengaku mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin. Selain dimintai keterangan, data di ponselnya juga disalin untuk kepentingan penyelidikan.

Di akun Twitternya, Indra menyatakan satu jam diperiksa Ajun Komisaris Besar Silvester Simamora. Kemudian ada dua orang yakni Briptu Bambang Haryanto Siregar dan Briptu Aditya Cahya sebagai saksi pemeriksaan yang berlangsung di kantor Indra di The Indonesia Institute, Jakarta Pusat, Selasa 31 Mei 2011.

"Tidak ada pertanyaan khusus, cuma tanya kapan saya terima SMS," kata Indra usai diperiksa.

Polisi mengambil data digital di ponsel Nokia E7 milik Indra. Ada 900 sms di inbox dan 520 sent items disalin. "Tapi mereka bilang hanya berkepentingan yang dikirim oleh nomer +6584393907 saja. Data yang lain mereka akan hapus," kata Indra. "Jadi saya percaya saja."

Penyidik Polri ini mengambil data itu untuk keperluan forensik karena selama ini hanya mendapat rumor saja. "Di tvOne, saya mengaku punya SMS itu dan mereka langsung diperintahkan komandannya untuk mengambil sampelnya. Karena dengan data ini mereka bisa melacak yang lain. Itu kerja mereka," kata Indra yang duduk di Dewan Penasihat The Indonesian Institute itu.

Indra menyatakan, terbuka dengan pemeriksaan polisi. "Bahkan saya merelakan mereka mengambil seluruh SMS saya yang bersifat pribadi, dan berisi macam-macam. Artinya kami ingin membantu pihak kepolisian untuk mengungkap masalah ini. Artinya kalau ini sudah terungkap, tentu publik Indonesia, Presiden, kepolisian juga akan mendapat kejelasan. Saya juga merasa melaksanakan kewajiban itu sebagai warga negara," kata Indra.

Indra yang gagal terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan Sumatera Barat II ini berharap substansi kasus yang terkait mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin ini jangan sampai hilang, bahwa ada masalah besar menyangkut korupsi dalam persiapan SEA Games di Palembang. "Jangan sampai ini digeser ke isu politik. Kita nggak akan beranjak pada penyelesaian masalah tapi justru akan menambah masalah kalau dibawa ke politik," katanya.

Sebelumnya, Indra menceritakan, SMS yang berkode +65 atau Singapura itu, diterimanya pada Sabtu 28 Mei 2011 pagi. "Kalau saya lihat message detailnya pada 00.17," katanya. Namun karena Indra baru menyalakan ponsel itu pagi, SMS itu pun baru diterimanya sekitar pukul 05.20.

Setelah menerima SMS yang menyebut nama Presiden SBY, Staf Khusus Presiden Daniel Sparringga, Anas Urbaningrum, dan Andi Mallarangeng ini, Indra langsung menyinggungnya di Twitter pada Sabtu pagi itu. Namun dia hanya menyinggung selintas karena tak mau membeberkan langsung isinya.

Dia pun memforward SMS itu pada seorang wartawan untuk menginformasikan saja bahwa ada SMS semacam itu. "Hanya satu itu yang saya forward," kata Indra. (sj)

Tidak ada komentar: