Jakarta (ANTARA News) - PT Antam (Persero) Tbk resmi memulai pembangunan fasilitas pengolahan bijih nikel menjadi feronikel di Halmahera Timur, Rabu.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Hatta Rajasa bersama Direktur Utama Antam, Alwinsyah Lubis, secara resmi melakukan seremoni pemancangan tiang pertama proyek yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara, kata siaran pers perusahaan itu.

Peresmian proyek FeNi Haltim itu juga dihadiri Gubernur Maluku Utara dan Bupati Halmahera Timur yang sangat mendukung proyek itu untuk dapat segera direalisasikan dan diharapkan dapat turut membantu pengembangan ekonomi masyarakat setempat di Maluku Utara.

"Konstruksi Proyek FeNi Haltim menandai dimulainya proyek kunci kedua kami di tahun ini setelah di bulan April lalu konstruksi proyek Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan dimulai," kata Direktur Utama Antam, Alwinsyah Lubis.

Ia menambahkan, proyek ekspansi di bidang pengolahan bijih nikel menjadi feronikel itu juga menunjukkan kompetensi perusahaan untuk bergerak ke arah industri hilir yang memiliki nilai tambah.

"Proyek FeNi Haltim merupakan proyek strategis Antam dalam upaya untuk terus bertumbuh menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia," kata dia.

Proyek FeNi Haltim merupakan salah satu proyek Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku serta merupakan salah satu proyek terbesar saat ini di wilayah Indonesia Timur.

Dikemukakan, proyek FeNi Haltim merupakan proyek strategis Antam yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah cadangan nikel Antam melalui kegiatan pengolahan bijih nikel menjadi feronikel.

"Proyek FeNi Haltim nantinya akan memiliki kapasitas produksi 27 ribu ton nikel dalam feronikel dengan `commissioning operation` diharapkan telah dimulai pada akhir tahun 2014," kata dia.

Alwinsyah mengatakan, proyek FeNi Haltim akan dikembangkan oleh anak perusahaan (entitas anak) Antam, yaitu PT Feni Haltim (FHT) yang seluruh sahamnya secara langsung maupun tidak langsung dimiliki oleh Antam.

Estimasi nilai proyek FeNi Haltim, dipaparkannya, sebesar 1,6 miliar dolar AS, termasuk 600 juta dolar AS untuk pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 275MW yang akan dikembangkan oleh PT PLN (Persero).

Pada awal 2011, lanjut dia, Antam telah menjalin sinergi dengan PT PLN (Persero) meliputi kerjasama suplai energi selama 30 tahun untuk operasi dan infrastruktur proyek FeNi Haltim.

Dikemukakan juga, PT PLN (Persero) berencana untuk membiayai, membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik untuk kebutuhan proyek Feni Haltim.

"Untuk membantu pendanaan proyek FeNi Haltim dan proyek pertumbuhan Antam lainnya, Antam telah menunjuk konsorsium financial arranger, yang terdiri dari Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Mandiri Sekuritas, Goldman Sachs, Deutsche Bank, Sumitomo Mitsui Banking Corporation Ltd. dan Standard Chartered Bank," katanya.

Konsorsium itu, dikatakannya, akan mendukung proyek FeNi Haltim dalam mendapatkan pendanaan dengan skim yang optimal untuk jumlah sampai dengan satu miliar dolar AS.