BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 24 November 2011

Dishub DKI: Penataan Angkot di Ibukota Harus Bertahap

Lia Harahap - detikNews

Jakarta - Pengamat transportasi dan kebijakan publik Agus Pambagio menilai salah satu biang kemacetan ibukota akibat banyaknya angkot-angkot yang beroperasi. Oleh karena itu, ia meminta Jakarta ke depan harus bebas dari angkot seperti mikrolet.

Menanggapi usulan tersebut, Dinas Perhubungan DKI Jakarta sepakat melakukan penataan keberadaan angkot. Tapi itu tidak mudah, karenanya perlu dilakukan secara bertahap.

"Itu bertahap. Nggak semudah membalik telapak tangan," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (24/11/2011).

Mengapa demikian, karena menurut Pristono saat ini jumlah angkot yang beroperasi di Jakarta mencapai 14 ribu. Selain itu, sebagian besar angkot-angkot di Jakarta juga dikelola secara indivual.

"Makanya nggak mudah menghapus itu. Kita harus membina yang 14 ribu itu," tambahnya.

Kalau angkot dianggap menjadi salah satu penyebab terbesar kemacetan ibukota, ia mengaku kurang setuju. Sebab, tidak hanya angkot, bus-bus besar yang ngetemlah sebenarnya menjadi penyebabnya.

"Dan kenapa mereka ngetem itu, untuk mencari penumpang sebanyak-banyaknya. Karena mereka-mereka ini kan menggunakan sistem setoran bukan gaji. Nah manajemen seperti itulah yang juga harus dirubah," tambah Pristono.

Seperti diketahui saat ini Dishub DKI sedang gencar melakukan razia kaca gelap dan identitas para sopir. Tujuannya untuk menghindari sopir tembak dan memastikan angkot tetap nyaman bagi penumpang.

"Nah itu juga termasuk cara untuk menata. Sopir tembak itukan terjadi karena anglot-angkot ini keluar dari rumah bukan dari pool resmi tentu akan sulit mengawasinya. Maka itu jika sarana, prasaran dan manajemen juga SDA nya sudah baik, sudah pasti akan tertata dengan sendirinya," tambahnya.

"Dan apa yang kita lakukan ini mengarahnya memang untuk itu (penataan)," tutup Pristono.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo juga setuju jika ke depan variasi angkutan umum yang beroperasi di Jakarta dibatasi. Sebagai kota metropolitan, akan lebih baik kalau bus-bus besar lebih difokuskan karena memiliki daya angkut yang lebih banyak.

"Secara bertahap pada suatu saat nanti seyogyanya kota metropolitan seperti Jakarta ini, variasi angkutan umumnya jangan terlalu suka-suka kita, suka-suka provider. Sebab, jika dibandingkan kendaraan kecil dengan kendaraan besar, efisiensinya memang yang besar. Apa ini akan kita lakukan secara bertahap, saya juga nggak yakin bisa langsung," kata Fauzi beberapa waktu lalu.

Tidak ada komentar: