BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 25 Maret 2012

Filipina akan Protes Peluncuran Roket Korut yang Disebut AS Berdampak ke RI

Nurul Hidayati - detikNews

Manila Bila Indonesia tak khawatir atas rencana peluncuran roket jarak jauh Korut, tidak demikian dengan Filipina. Negeri tetangga itu memantau rencana itu dan akan memprotesnya bertepatan dengan KTT Keamanan Nuklir II di Seoul, yang dihadiri para pemimpin dunia termasuk Presiden SBY.

Wapres Jejomar Binay yang mewakili Presiden Aquino dalam KTT itu, secara resmi akan menyampaikan posisi pemerintahannya dalam masalah ini. Binay terbang ke Korsel hari Sabtu siang untuk menghadiri KTT yang dimulai pada Senin besok. Demikian diberitakan media Filipina, Inquirer, Minggu (25/3/2012).

Filipina telah menyatakan keprihatinan atas peluncuran roket itu dan meminta Amerika Serikat membantu memantau roket, yang bagian roket diperkirakan akan jatuh di Filipina utara. Filipina dan militer AS berkoordinasi untuk melacak jalur roket Korea Utara.

"Militer Filipina berkoordinasi dengan mitra AS dalam pemantauan peluncuran yang direncanakan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Raul Hernandez pada AFP.

"Kami terus mendesak DPRK (Korea Utara) untuk tidak meneruskan peluncuran yang direncanakan," kata Hernandez.

Pyongyang pekan lalu mengumumkan akan meluncurkan roket untuk menempatkan satelit di orbit antara 12 dan 16 April, dan bersikeras ini adalah murni untuk penelitian ruang angkasa. Tapi Amerika Serikat dan negara-negara lain melihat peluncuran itu sebagai uji coba rudal balistik terselubung.

Kemlu Filipina sebelumnya merilis statemen yang menyatakan bahwa rencana peluncuran satelit Korut itu "tidak bisa diterima." Filipina mengimbau Korea Utara untuk mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB 1874 dan 1718, yang menyerukan meninggalkan program rudal balistik.

"Mereka harus mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB yang secara eksplisit menuntut bahwa mereka tidak bisa melakukan peluncuran yang menggunakan teknologi rudal balistik," ujarnya.

Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin pada hari Jumat menyatakan, pemerintah perlu meminta bantuan AS dalam pelacakan jalur roket tersebut mengingat minimnya perlengkapan militer Filipina sehingga tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya sendiri.

Sebelumnya dilaporkan, seorang pejabat senior AS memperingatkan, wilayah Australia, Indonesia dan Filipina dapat terpengaruh roket Korea Utara yang akan diluncurkan bulan depan.

"Jika uji coba rudal Korea Utara terlaksana, kami menilai dampaknya kira-kira sampai ke wilayah di antara Australia, Indonesia dan Filipina," kata Asisten Menlu AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Kurt Campbell, seperti dikutip Harian Sydney Morning Herald, Sabtu (24/3). Campbell mengajak Indonesia, Australia dan Filipina mengecam rencana tersebut.

Pemerintah Indonesia tidak khawatir atas peluncuran roket Korut. Sebab Indonesia dan Korea Utara mempunyai hubungan yang cukup baik.

"Dengan kebijakan CBM (Confidence Building Measure), untuk saling mempercayai, tidak ada saling curiga mencurigai. Hubungan kita dengan Korut sangat baik. Tidak ada alasan apa pun kita khawatir," ujar Juru Bicara Kemenhan Brigjen TNI Hartind Asrin kepada detikcom.

Tidak ada komentar: