BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 21 Maret 2012

Wapres: Harga BBM Naik, Tutupi Kebocoran

VIVAnews - Wakil Presiden Boediono mengatakan, rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi per 1 April 2012 tidak semata demi mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Penyesuaian harga BBM itu tidak hanya ingin untuk menyeimbangkan APBN, tetapi lebih dari itu," ujar Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Selasa 20 Maret 2012.

Boediono menuturkan, pemerintah berkeinginan agar kebocoran BBM bersubsidi selama ini dapat dikurangi. "Sebenarnya yang kami inginkan adalah untuk mengobati satu hal ini, kebocoran," kata dia.

Dia menambahkan, BBM bersubsidi yang didistribusikian kepada masyarakat dengan harga Rp4.500 per liter ternyata terdapat indikasi kebocoran. Penyebab kebocoran itu karena ada selisih harga cukup besar antara harga jual BBM dalam negeri dan harga keekonomiannya.

"Kalau kenaikan harga ini membuat aliran masuk dan keluar seimbang, sistemnya stabil. Tapi, kalau tidak seimbang, ini jadi tidak akan stabil. Kenapa tidak seimbang, karena harga di dalam negeri Rp4.500 per liter itu jauh di bawah harga keekonomiannya," ujarnya.

Harga keekonomian BBM yang dimaksud Wapres adalah setelah minyak mentah melalui proses penyulingan. Jika minyak mentah dengan harga pasar diolah dengan penyulingan menjadi Premium atau Solar, menurut Boediono, harga ekonominya jauh di atas harga jual, sekitar Rp8.000 per liter. Sementara itu, negara tetangga menerapkan harga keekonomian tersebut.

"Harga lain di sekitar kita menggunakan harga keekonomian, seperti Taiwan, Filipina, Timor Leste harganya sekitar Rp11.000 sampai Rp12.000," kata Boediono.
Akibatnya, Boediono melanjutkan, hal itu tentunya menimbulkan adanya kebocoran tersebut. Semakin besar selisih harga jual dengan harga keekonomian, menurut Wapres, berpotensi meningkatkan kebocoran, sedangkan pemerintah yang membiayai subsidi BBM tersebut. (art)

Tidak ada komentar: