BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 26 Maret 2012

Kalla: Menaikan Harga BBM Adalah Pilihan

VIVAnews - Mantan Wakil Prsiden Jusuf Kalla menilai, menetapkan untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah pilihan sulit bagi pemerintah. Tapi kenaikan harga BBM adalah jalan keluar yang tepat daripada terus memberi subsidi bagi kalangan menengah ke atas.

"Ini pilihan, apakah subsidi naik tinggi, dan membuat anggaran lain dikurangi, atau subsidi dikurangi agar anggaran infrastruktur seperti jalan, jembatan, rumah sakit dan sekolah tetap bisa dijalankan dan ditingkatkan," ujar Jusuf Kalla saat ditanya wartawan usai melantik pengurus PMI Provinsi Papua, Kamis 22 Maret di Jayapura.

Menurut Kalla, lebih baik subsidi dipangkas, sebab selama ini yang menikmati hanya kalangan atas saja. Karena itu, pemerintah sebaiknya tak memberikan subsidi terus-terusan kepada pemilik mobil. "Bagi kita tentunya lebih baik anggaran pembangunan ditingkatkan dari pada subsidi dipertahankan," katanya.

Mengenai protes yang kian meluas dan anarkis terkait rencana kenaikan BBM ini, menurut Kalla, disebabkan karena pemerintah tak memiliki perencanaan dan sosialisasi yang baik.

"Pemerintah tidak membuat pra kondisi yang baik. Secara nasional kan terlalu banyak isu, seperti korupsi dan konflik. Akibatnya masyarakat merasa ini banyak korupsi tapi pemerintah menaikan BBM," ujarnya.

Karena itu, pemerintah harus menerapkan sistem yang baik sebelum menaikan harga BBM. seperti melakukan penghematan anggaran. Tapi pemerintah juga harus konsekwen memberikan konversi yang jelas sehingga masyarakat menyadari bahwa pemerintah yang pertama berbuat.

"Zaman saya wapres, kita lebih dulu memberikan contoh dengan melakukan penghematan, seperti penghematan listrik, mobil, dan sampai jam tayang TV dikurangi," katanya.
Tapi saat ini, masyarakat yang justru dipaksa lebih dulu menerima kebijakan pemerintah, sementara pemerintah tak memberikan contoh yang baik. "Akibatnya muncul ketidakpuasan seperti yang terjadi saat ini," ujarnya.

Tidak ada komentar: