Pewarta: Ida Nurcahyani
Jakarta (ANTARA
News) - Sejumlah pedagang di Pasar Senen berharap Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM) disalurkan secara merata.
"Kalau ada
bantuan kompensasi kenaikan BBM, kami harap bantuannya bisa merata, kan
yang terkena dampaknya semua warga, bukan satu dua," kata penjual koran
di Pasar Senen Sidiq Azis (55), Jumat.
Sidiq yang telah 10 tahun
menjadi penjual koran di sekitar Pasar Senen tersebut menyatakan pasrah
jika pemerintah harus menaikkan harga BBM.
"Semuanya tergantung
cara kita mengatur pengeluaran, dulu-dulu juga BBM pernah naik, tapi
semuanya baik-baik saja," kata pria yang mengaku berpendapatan Rp40 ribu
per hari dari jualan koran itu.
Yati (48), pemilik warung kopi di Pasar Senen berharap BLSM dapat menjadi tambahan modal bagi jualannya.
"Sekarang
saya serba salah, BBM belum naik tapi harga-harga sudah naik, jadi saya
sangat berharap dapat BLSM agar bisa jadi suntikan modal," kata Yati
yang sudah berjualan selama 20 tahun itu.
Yati adalah seorang
orang tua tunggal dengan dua anak, dia sangat berharap pemerintah dapat
menjaga harga sembako agar tetap stabil.
Sementara, seorang pedagang asongan Bachrudin (39) justru menyatakan tidak terlalu ambil pusing dengan pembagian BLSM.
"Asal
dibaginya adil saja, saya sebenarnya tidak terlalu berharap, karena
saya bisa hidup dari jualan ini, dulu saya bekerja di tukang sepatu,
sehari cuma dapat Rp12.000, sekarang saya jualan sendiri, kalau rajin
bisa dapat Rp100.000," katanya.
Lain lagi dengan Suhaib (53), ayah empat anak yang berprofesi sebagai sopir bajaj itu sangat mengharapkan adanya dana bantuan.
"Kalau
dapatnya banyak, saya mau pakai modal usaha saja, jadi sopir bajaj
susah, setoran sehari Rp120 ribu, pengeluaran untuk bensin Rp50 ribu,
belum untuk makan dan sebagainya," kata Suhaib.
Meski demikian dia tetap optimistis usahanya tetap berjalan normal jika BBM dinaikkan.
"Ibaratnya
orang berjalan lalu kesandung, pasti mula-mula sakit sedikit, tapi
setelah agak lama kesadarannya kembali dan semua normal lagi," kata pria
yang mengaku berpenghasilan kotor Rp200 ribu tiap harinya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar