Prins David Saut - detikNews
Jakarta - Pemerintah mengungkap peta titik api di Riau
yang memicu kabut asap hingga ke negara tetangga. Hutan tanaman industri
(HTI) milik dua perusahaan yang berbasis di Singapura memiliki titik
api terbanyak. Dengan demikian pihak Singapura juga harus bertanggung
jawab atas kebakaran hutan di Riau.
"Saya kira iya (bertanggung
jawab), karena perusahaan ini punya kantor pusat di sana (Singapura).
Jadi saya kira perlu diselesaikan dengan baik," kata Kepala Unit Kerja
Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro
Mangkusubroto menjawab pertanyaan wartawan, di kantornya, Jalan Veteran
3, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2013).
Perusahaan yang dimaksud
adalah APP dan APRIL yang bergerak di industri pulp and paper. Dua
perusahaan tersebut memiliki konsesi HTI di Riau, yang diduga menjadi
sumber bencana kebakaran hutan dan asap.
"Anda bisa melihat titik
hitam (titik api) ini ada di wilayah mereka, dan dua perusahaan ini
kantor pusatnya di Singapura. Yang merah ini konsesinya APP dan yang
kuning APRIL," ujar Kuntoro sambil menunjukkan sebuah peta konsesi.
Peta
yang yang ditunjukkan Kuntoro menggambarkan Provinsi Riau berwarna
merah muda. Di wilayah berwarna merah muda tersebut ada pola-pola
berwarna merah dan kuning. Warna merah mengacu pada APP, dan kuning
menunjukkan konsesi HTI milik APRIL.
Di antara warna merah dan
kuning tersebut ada titik-titik hitam yang disebut titik api. Peta ini
menunjukkan APP memiliki 112 titik api dan APRIL memiliki 78 titik api,
jadi total titik api dari dua perusahaan yang berkantor pusat di
Singapura ini mencapai 190 titik.
"Saya ingin menyampaikan, kejadian di sini tapi pelakunya perusahaan-perusahaan besar," ujar Kuntoro.
Kuntoro
menyatakan perlunya pembenahan terkait temuan ini, termasuk persoalan
administrasi yang harus disinkronkan dengan informasi lainnya. Ia
menilai temuan ini menunjukkan penyelesaian yang tidak mudah.
"Secara
sistematik, saya bisa melihat ini adalah ulah perusahaan-perusahaan
ini, dan saya minta tidak menyalahkan rakyat kecil," tutup Kuntoro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar