Bogor (ANTARA News) - Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 masih menelusuri dugaan kebocoran soal ujian yang ditemukan dari tangan peserta ujian di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ketua Umum Panitia Pelaksana SNMPTN Herry Suhardiyanto di Bogor, Jwa Barat, Rabu, mengatakan, jika memang temuan di Makassar itu adalah asli maka perlu ada langkah-langkah lanjutan, misalnya melakukan ujian ulang.

Herry yang juga Rektor Institut Pertanian Bogor itu mengatakan, dalam pelaksanaan SNMPTN di Makassar pada Selasa dan Rabu, panitia setempat mendapati peserta membawa dua telepon genggam yang berisi jawaban soal SNMPTN.

Selain itu ditemukan pula peserta yang kedapatan membawa kertas yang isinya diduga merupakan kunci jawaban soal SNMPTN.

"Kami masih telusuri, apakah itu memang benar kunci jawaban soal. Jika memang ada kebocoran, seberapa jauh itu terjadi dan dimana letak kebocorannya," katanya.

Kebocoran bisa terjadi saat pengiriman, pencetakan atau sebelum dan sesudahnya. "Tapi yang jelas sanksi tegas akan dijatuhkan jika ada oknum yang membocorkan soal, karena soal SNMPTN adalah dokumen negara," katanya.

Menurut Herry, ujian ulang merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan jika memang terjadi kebocoran, namun tidak perlu secara nasional, cukup di lokal yang terjadi kebocoran.

Ia juga mengatakan secara umum pelaksanaan SNMPTN yang berlangsung serentak 31 Mei dan 1 Juni di berbagai tempat di Indonesia, berlangsung lancar.

"Saya sudah dapat laporan dari berbagai daerah, umumnya tidak ada masalah berarti," katanya.

Sementara itu kasus "perjokian" ditemukan di Banda Aceh yang melibatkan seorang mahasiswa.

Berdasarkan laporan panitia setempat, kata Herry, joki tersebut ketahuan menulis nama peserta lain dengan tanda tangan yang berbeda.

Peserta yang diduga menyewa jasa joki tersebut sudah diinterogasi polisi setempat dan mengakui. Namun jokinya itu sendiri kabur setelah ujian hari kedua selesai.

Sementara itu di Bogor, juga ada indikasi praktik joki yang sebenarnya sudah dicurigai sejak hari pertama, Selasa.

Namun orang yang diduga menjadi joki dan penyewa jasanya tidak muncul pada hari kedua SNMPTN.(*)