Jakarta (ANTARA News) - Jauh-jauh mengelana ke sana-sini tanpa keterangan akhirnya toch dirawat di Jakarta juga. Itulah yang terjadi pada tersangka kasus dugaan suap pemilihan Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004 lalu, Nunun Nurbaeti.

Dia kini menjalani rawat inap di Rumah Sakit Polri dr Sukanto, di Kramat Jati, Jakarta Timur. Sebelumnya, dia  sempat dilarikan ke RS MMC di Kuningan, Jakarta, hanya pada hari kedua setelah dia ditangkap KPK di Bangkok, pada Minggu lalu.

Juru Bicara KPK, Johan Budi, di Jakarta, Senin malam, mengatakan setelah dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit MMC maka diputuskan istri bekas wakil kepala Kepolisian Indonesia, Komisaris Jenderal Polisi (Purnawirawan) Adang Daradjatun, itu dirawat inap di rumah sakit polisi itu.

Akan dilihat lagi apakah memang perlu dilakukan pembantaran atau tidak, dan keputusan itu diambil berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan istri Daradjatun, apakah kesehatan cukup parah atau tidak.

"Tadi tidak pingsan. Waktu dibawa dari Pondok Bambu sudah diperiksa dokter dan dinyatakan memungkinkan untuk diperiksa. Tapi tiba-tiba kondisinya memburuk, tekanan darahnya naik saat hendak memulai pemeriksaan, dan akhirnya dibawa ke rumah sakit," ujar Johan.

Johan juga mengatakan Nunun belum sempat memasuki tahap pemeriksaan tanya jawab. "Belum sampai pemeriksaan hingga ke materi".

Nunun Nurbaeti menjadi tersangka terkait kasus dugaan suap terhadap sejumlah politisi di Komisi IX DPR RI 1999-2004 atas pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (saat itu), Miranda Goeltom, pada 2004.

Dia diduga telah membagikan cek pelawat yang belum diketahui dari mana sumbernya. Sebagian cek pelawat tersebut diberikan melalui Ari Malang Yudho yang juga merupakan pegawai dari perusahaan Nunun sendiri.

Berdasarkan keterangan pers Daradjatun istrinya mengenal Goeltom secara baik. Hal ini berlawanan dengan pengakuan Miranda Goeltom selama ini. Pensiunan jenderal polisi ini menunjukkan beberapa foto membuktikan kedekatan istrinya dengan bekas orang penting di Bank Indonesia itu. (V002)