Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menjadi negara di mana media sosial tumbuh sangat subur. Kenyataan ini dinilai Wakil Presiden, Boediono, sebagai hasil revolusi teknologi informasi dan komunikasi yang berdampak positif sekaligus negatif yang harus diwaspadai.

Sisi positif, katanya, saat membuka acara Konferensi Media Islam Internasional Kedua, di Jakarta, Senin, di antaranya membantu memperkuat masyarakat sipil.

Media sosial juga memungkinkan semua orang untuk bebas berekspresi, berbicara, termasuk mengkritik langsung dan secara terbuka terhadap pemerintah.

"Media sosial dapat menghasilkan manfaat yang besar bagi masyarakat. Ini adalah pengalaman di negara ini . Praktik demokrasi di Indonesia telah diperkaya oleh perkembangan media jejaring sosial," katanya.

Seperti yang diketahui, ujarnya, Indonesia adalah salah satu pengguna terbesar sosial media seperti facebook dan twitter.

Melalui media sosial ini, masyarakat berpartisipasi aktif dalam pemberantasan korupsi, reformasi birokrasi, penegakan hukum, menjaga proses demokrasi dan pemilu, serta memastikan tata pemerintahan yang baik.

Namun, Boediono menggarisbawahi dampak buruk media sosial itu, terutama bagi kaum muda dan anak-anak.

Dia menyatakan tiga potensi buruk media sosial yang mengancam generasi muda. Pertama, pandangan ekstrimis dan radikalisme yang mengarah pada perilaku merusak seperti bom bunuh diri dan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Ancaman kedua, penyalahgunaan obat-obatan, dan ketiga pornografi dan seks bebas.

"Potensi ancaman ini dapat mudah diakses melalui media jejaring sosial, dalam jumlah besar setiap jam, setiap hari, dan mempengaruhi anak-anak kita," katanya.

Untuk itu, ujar pendidik itu, sangat penting bagi orang tua dan guru, serta para pemuka agama untuk selalu mendampingi generasi muda dalam penggunaan media sosial.

"Ulama juga perlu menanggapi secara bijaksana, seperti mengeluarkan fatwa kontekstual, terutama untuk pemuda sehingga mereka tidak mudah disesatkan oleh contoh negatif atau mudah terpancing oleh pandangan ekstrimis yang menyebar melalui media," katanya. (H017