Yogyakarta (ANTARA News) - Masyarakat belum menyadari peluang yang disediakan oleh pendidikan vokasional atau diploma, sehingga masih memandang sebelah mata, kata Direktur Direktorat Administrasi Akademik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Budi Prasetyo Widyobroto.

"Hingga saat ini pendidikan vokasional masih belum dipahami sebagai kebutuhan Bangsa Indonesia. Padahal, kebutuhan dunia industri terhadap lulusan dari diploma tergolong tinggi," katanya di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, kekurangpahaman masyarakat itu bisa dilihat dari masih banyaknya lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang memilih untuk melanjutkan studi ke jenjang sarjana.

"Data Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan tahun ini menunjukkan masih banyak siswa SMK yang ikut mendaftar. Lebih dari 70 persen siswa SMK yang mendaftar ke jenjang strata satu (S1) atau sarjana," katanya.

Padahal, kata dia, jalur sarjana sebenarnya tidak sesuai untuk studi lanjut siswa SMK yang memang dipersiapkan sebagai tenaga ahli.

Ia mengatakan jenjang S1 merupakan pilihan studi bagi siswa yang memiliki kemampuan akademik menonjol, sedangkan pendidikan vokasi dipersiapkan untuk mendidik siswa dengan keunggulan pada kemampuan motorik.

"Siswa SMK yang memang sudah dibekali dengan keterampilan dan memiliki keunggulan motorik akan lebih siap dan tepat melanjutkan pendidikan ke sekolah vokasi atau diploma," katanya.

Dengan mengambil jenis pendidikan yang sesuai, menurut dia, para peserta didik diharapkan bisa menyerap pendidikan dengan lebih baik. Selain itu, juga diharapkan akan mendapatkan jenjang karir yang lebih terarah.

Direktur Sekolah Vokasi UGM M Arrofiq mengatakan, sebagai upaya membangun sumber daya manusia yang professional, berkeahlian, dan berjiwa Pancasila, UGM menyelenggarakan sekolah vokasi yang merupakan lembaga pendidikan diploma.

"Hingga saat sekolah vokasi UGM menyelenggarakan 23 program studi pada jenjang diploma tiga dan satu program studi jenjang diploma empat. Saat ini kami menyelenggarakan 24 program studi yang beragam," katanya.

Menurut dia, UGM memfasilitasi semua jenis pendidikan yang diselenggarakan dengan perhatian yang sama. Program beasiswa yang ditawarkan pada mahasiswa sekolah vokasi seperti program beasiswa di program sarjana.

"Sekolah vokasi terus menjalin kerja sama dengan berbagai institusi baik dalam pelatihan, praktikum, kerja praktik, dan penerimaan lulusan," katanya.

Ia mengatakan, program sekolah vokasi UGM membuka dua jalur penerimaan mahasiswa baru, yakni jalur penelusuran bibit unggul (PBU) dan jalur ujian tulis. Pendaftaran jalur PBU diselenggarakan hingga 11 Mei 2012, sedangkan jalur ujian tulis gelombang pertama dimulai pada 23 Mei-8 Juni 2012 dan gelombang dua pada 20 Juni-20 Juli 2012.

"Ujian tulis akan dilaksanakan dua kali, yakni pada 10 Juni dan 22 Juli 2012. Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut dapat dilihat di um.ugm.ac.id," katanya. (B015*H010/M008)