Jakarta (ANTARA
News) - Pengunduran diri Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri
(IPDN) I Nyoman Sumaryadi dilakukan demi keberlangsungan kegiatan
perkuliahan dan menjaga nama baik institusi, kata Menteri Dalam Negeri
(Mendagri) Gamawan Fauzi di Jakarta, Kamis.
"Karena keributan seperti ini, kepercayaan praja langsung berkurang.
Oleh karena itu beliau menyampaikan pengunduran diri itu demi
kelancaran kuliah di IPDN dan kepercayaan publik, sementara karena itu,"
kata Mendagri ketika ditemui di kantornya.
Pekan depan, Sumaryadi akan menyampaikan surat pengunduran dirinya dan begitu surat tersebut sampai Mendagri langsung mencopot jabatannya sebagai pemimpin tertinggi di institusi yang bertujuan mempersiapkan kader pemerintah itu.
"Kami akan menunjuk pejabat sementara sampai mendapatkan pengganti
yang permanen. Begitu surat pengunduran diri itu masuk, pada saat itu
juga akan saya terbitkan," lanjutnya.
Sumaryadi, yang telah menjabat sebagai rektor selama dua periode,
diduga telah menelantarkan seorang anak hasil hubungan tanpa pernikahan
dengan seorang perempuan berinisial S.
Menurut S, hubungan tersebut dilakukan sebagai bentuk gratifikasi
atas penerimaan mahasiswa baru di IPDN yang adalah putra dari teman S,
kepada Nyoman Sumaryadi. Sang Rektor diduga meminta imbalan berupa
sabuk Manokwari berlapis emas 24 karat dari Papua senilai Rp180 juta.
Kasus itu terungkap setelah S mengunggah sebuah video di salah satu
jejaring sosial yang juga memuat foto-foto sang anak yang diakui hasil
hubungannya dengan rektor IPDN itu.
Meskipun Sumaryadi menyatakan pengunduran dirinya, proses penyelidikan terus dilakukan guna mendalami kasus tersebut.
Tim khusus dari Kemdagri, yang dimulai sejak 10 Juni, masih bekerja
selama 10 hari hingga diperoleh kesimpulan terhadap kasus tersebut.
"Tim akan terus bekerja untuk pendalaman tersebut, mudah-mudahan Senin (24/6) sudah selesai," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar