BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 19 Juni 2013

Pemerintah harus bisa kurangi dampak kenaikan harga BBM subsidi

Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR, Marzuki Alie, meminta pemerintah mengambil tindakan nyata mengurangi dampak kenaikan harga barang kebutuhan pokok yang memberatkan rakyat akibat dampak terkait rencana kenaikan BBM bersubsidi.

Selama ini, satu-satunya yang sangat diandalkan pemerintah untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM bersubsidi itu adalah berbagai skema bantuan dana tunai kepada masyarakat. Dengan memberi kompensasi dana, maka masalah dianggap sudah selesai.

Pada kenyataan di lapangan, harga barang-barang keperluan telah naik terlebih dulu yang berat untuk dihadapi masyarakat umum, terutama kalangan bawah yang langsung terdampak.

"Saya prihatin, harga BBM belum dinaikkan, tapi harga sudah melambung yang membuat masyarakat sangat terbebani. Ini pola lama yang dimainkan para pengusaha kebutuhan pokok yang memonopoli perdagangan selama ini," kata Alie, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu.

Dia berharap, "Ada sikap pemerintah terhadap para pengusaha; pengusaha-pengusaha itu harus dipanggil, agar tidak selalu memikirkan keuntungan apalagi jika itu dilakukan di atas penderitaan masyarakat."

Dia menegaskan, tidak mungkin para pedagang eceran yang memainkan harga-harga. Alie mengakui sulit mengharapkan para pengusaha kebutuhan pokok itu mau mendengarkan himbauan agar tidak mengambil keuntungan dalam kesempitan.

"Pemerintah mengetahui persis siapa pemain-pemain besar kebutuhan bahan pokok ini. Pasokan barang hanya mereka saja yang menguasai sementara ini menyangkut kebutuhan pokok," ujarnya.

Dia mencontohkan kasus importasi daging, yang menjadi skandal korupsi melibatkan elit nasional. Ini hanya salah satu contoh kecil bagaimana komoditas keperluan pokok dipermainkan para pengusaha tertentu saja. 

Belum lagi jika bicara beras, gula, tepung, garam dan semua kebutuhan pokok lainnya serta pupuk, benih dan lain-lainnya, yang juga dikuasai para pemain besar.

"Semuanya menggunakan cara yang kurang lebih sama mengambil keuntungan tanpa peduli pada dampaknya buat rakyat. Pemerintah kerap seperti tidak berkutik karena semua yang terlibat mendapat bagian," katanya.

Tidak ada komentar: