BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 01 Juli 2014

Ini Musabab Popularitas Jokowi Tak Bergerak

Erwin Dariyanto - detikNews

Jakarta - Sejak pertengahan tahun 2013 nama Joko Widodo (Jokowi) selalu berada di urutan teratas dalam setiap survei calon presiden. Angka elektabilitas mantan Wali Kota Surakarta itu selalu jauh di atas pesaingnya. Namun kini angka popularitas dan elektabilitas Jokowi nyaris tidak bergerak.

Popularitas dan elektabilitas Jokowi nyaris terkejar oleh Prabowo Subianto usai pemilihan anggota legislatif April 2014 . Bahkan dalam survei mutakhir, selisih elektabilitas duet Jokowi-Jusuf Kalla dengan Prabowo-Hatta Rajasa hanya sekitar 4 sampai 7 persen.

Popularitas dan elektabilitas Prabowo terus meningkat, sementara Jokowi nyaris tak bergerak. Ke mana popularitas Jokowi yang sempat 'meroket' di awal menjabat Gubernur DKI Jakarta?

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan ada dua alasan menghilangnya popularitas Jokowi. Pertama, dalam setiap iklan politiknya, tim pemenangan tidak menampilkan prestasi Jokowi, baik saat menjabat sebagai Wali Kota Surakarta maupun Gubernur Jakarta.

"Iklan politik yang ditampilkan tentang Jokowi tak ada yang istimewa. Tak ada yang mengkomunikasikan prestasi-prestasi Jokowi," kata Qodari saat berbincang dengan detikcom, Selasa (1/7/2014).

Kedua, bergesernya persepsi publik terhadap Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta. Selama ini orang mengingat Jokowi karena jabatannya sebagai Gubernur Jakarta. Popularitasnya terus naik saat dia memimpin Ibu Kota.

Namun semenjak resmi jadi calon presiden, muncul berbagai 'serangan' negatif kepada Jokowi. Misalnya dia dianggap sebagai gubernur yang tak mampu menyelesaikan tugas hingga akhir masa jabatannya.

"Serangan itu begitu sering dan jelas sehingga persepsi orang terhadap gubernur DKI yang awalnya positif menjadi negatif," papar Qodari.

Sejumlah 'serangan' yang tak diimbangi iklan prestasi Jokowi itu membuat elektabilitas calon presiden yang diusung koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PKB, Partai NasDem, Partai Hanura, dan PKPI itu tak bergerak.

Survei Indo Barometer yang dirilis pada Minggu (29/6/2014) menunjukkan dalam waktu 3 pekan elektabilitas Prabowo yang bersanding dengan Hatta Rajasa naik 6,1 persen. Sementara Jokowi yang bersanding dengan Jusuf Kalla justru turun 3,9 persen.

"Selisih suara Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK yang tadinya 13,5% sekarang menjadi 3,4% saja," kata Qodari. Berdasarkan survei Indo Barometer, Prabowo-Hatta memiliki elektabilitas 42,9%, dan Jokowi-JK 45,3%.


Tidak ada komentar: