Pewarta: Desca Lidya Natalia
Jakarta (ANTARA
News) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meraih penghargaan Ramon
Magsaysay karena dianggap berhasil melakukan kampanye melawan korupsi di
Indonesia dan penegakkan hukum terhadap pejabat yang korup tanpa ragu.
"Organisasi ini terbukti independen dan sukses mengkampanyekan
gerakan antikorupsi di Indonesia dengan mengombinasikan upaya penegakkan
hukum terhadap pejabat yang berbuat salah didukung cita-cita reformasi
sistem tata kelola dan kampanye edukatif terhadap seluruh warga
Indonesia agar waspada, jujur dan aktif," demikian tertulis dalam laman
situs Ramon Magsaysay Award pada Kamis.
KPK menjadi pemenang mewakili Indonesia dalam kategori lembaga
pemerintah, sedangkan pemenang lain adalah Ernesto Domingo yaitu seorang
dokter yang melakukan misi sosial melalui bidang medis di Filipina,
Habiba Sarabi yaitu perempuan yang menjadi gubernur pertama di provinsi
Barnyan di Afghanistan, Shakti Samuha sebagai organisasi masyarakat yang
berjuang dalam gerakan antiperdagangan manusia di Nepal dan Lahpai Seng
Raw yaitu perempuan pendiri organisasi kemasyarakatan untuk masalah
kesehatan, pertanian dan perdamaian di provinsi Kachin, Myanmar.
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan bahwa pengharagaan ini
juga menjadi penghargaan untuk masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat
antikorupsi dan media massa yang memerangi korupsi bersama KPK.
"Penghargaan ini merupakan penilaian pihak Raymond Magsaysay dalam
melihat kinerja sejak awal berdiri KPK hingga kini. Kami hanya
menjalankan tugas pemberantasan korupsi secara sunguh-sungguh,
independen dan tanpa pandang bulu," kata Bambang.
Ia menambahkan bahwa penghargaan tersebut menjadi pengingat supaya
kerja KPK berada di rel yang benar dan bisa memenuhi harapan masyarakat
sehingga bisa berkontribusi bagi Indonesia yang lebih baik.
Penerima penghargaan Raymond Magsaysay akan mendapatkankan
sertifikat, medali dan uang tunai yang akan diberikan dalam upacara
pemberian penghargaan pada 31 Desember 2013 di gedung Pusat Kebudayaan
Filipina.
Penghargaan Raymond Magsaysay atau sering dianggap sebagai
penghargaan Nobel versi Asia yang sejak 1957 diberikan kepada mereka
yang dianggap menyebarluaskan integritasnya dalam pemerintahan,
kegigihannya untuk memberikan pelayanan umum, serta mendorong lingkungan
masyarakat yang demokratis di Asia.
Penerima Raymond Magsaysay Award sebelumnya dari Indonesia antara
lain pendiri LSM Telapak di bidang pelestarian lingkungan dan hutan
Ambrosius Ruwindrijarto (2012), perempuan pemberdaya listrik di lokasi
terpencil Tri Mumpuni (2011), pegiat antikorupsi Teten Masduki (2005),
mantan presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur (1993), sastrawan HB
Jassin (1987), Mochtar Lubis (1958), Pramoedya Ananta Toer (1995), dan
mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin (1971).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar