Pewarta: GNC Aryani
Jakarta (ANTARA
News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menilai masa
orientasi sekolah (MOS) masih diperlukan, namun hendaknya tidak
mengandung unsur-unsur kekerasan.
"MOS itu bagus karena anak-anak
sebelum belajar diberikan orientasi dulu, yang tidak boleh adalah yang
membangkitkan anarkhis atau kekerasan karena benih-benih kekerasan harus
dibuang dari dunia pendidikan, yang harus kita tanamkan adalah kasih
sayang," kata Mohammad Nuh di Istana Negara di Jakarta, Selasa.
Menurut
Mendikbud, aksi kekerasan juga dapat berupa kekerasan lisan atau
kata-kata yang kasar. "Ucapan juga bisa menimbulkan kekerasan
psikologi...ungkapan tidak layak, tidak lazim, di dalam dunia pendidikan
tidak dibenarkan," paparnya.
Terkait dengan pelaksanaan MOS di Yogyakarta yang menyebabkan
kematian seorang siswa, Mendikbud mengatakan pihak berwenang tengah
menyelidiki kasus tersebut.
Ia menegaskan jika ditemukan tanda-tanda kesengajaan atau kekerasan maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
Sebelumnya, seorang siswa SMK 1 Pandak Bantul, DI Yogyakarta, Aninda
Puspitasari (16), meninggal dunia pada saat pelaksanaan MOS di
sekolahnya, Jumat (19/7) sore.
Insiden naas yang menimpa Aninda Puspitasari itu bermula ketika panitia MOS di sekolah tersebut memberikan hukuman "squad jump" atas pelanggaran yang dituduhkan padanya.
Aninda kemudian jatuh pingsan dan meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar