Oleh :
Mohammad Arief Hidayat, Nila Chrisna Yulika
VIVA.co.id - Presiden
Joko Widodo mengundang beberapa tokoh dari berbagai latar belakang
profesi di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis 4 Juni 2015. Salah satunya
adalah Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan), Salim Said. Dalam
pertemuan itu, ada pertanyaan menggelitik yang diajukan Salim.
"Saya tanya kepada Presiden, ada apa antara Bapak Presiden dengan
Wakil Presiden. Anda semua tahu, kan, sering berbeda," kata Salim
menceritakan soal pertemuan itu kepada wartawan di Istana Kepresidenan.
Mendengar pertanyaan itu, kata Salim, Jokowi tak membantah bahwa ia memang kerap berbeda pendapat dengan Jusuf Kalla.
"Ah, ndak ada apa-apa. Biasa itu. Nanti setelah keputusan
diambil, dan siapa yang mengambil keputusan, ya, Presiden. Maka semuanya
berjalan lancar," kata Salim menirukan Jokowi.
Pada saat makan siang itu, ujar Salim, Jokowi menjelaskan bahwa dia
dan Kalla memang kerap beda pendapat. Tetapi setelah semua diputuskan,
kebijakan itulah yang berjalan.
Untuk mengatasi perbedaan pendapat ini, Salim mengusulkan perlunya Juru Bicara Kepresidenan.
"Bukan juru bicara Presiden, ya. Kalau ada juru bicara Presiden,
nanti Wapres bikin juru bicara Wapres, kan, makin lucu. Jadi, saya
bilang Bapak Presiden, saya sarankan Bapak mengangkat Juru Bicara
Kepresidenan," katanya.
Menurut Salim, Jokowi memperhatikan usulannya itu namun tidak memberikan tanggapan apakah usulan itu diterima atau tidak.
"Kita lihat saja di hari-hari yang akan datang," ujar Salim menirukan Jokowi.
(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar