Ray Jordan - detikNews
Jakarta - Pimpinan Komisi Yudisial (KY) menemui Presiden Joko
Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta. Dalam kesempatan itu Jokowi
berpesan agar KY bisa menjaga hubungan yang harmonis dengan Mahkamah
Agung (MA).
Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada Azhari
mengatakan, kedatangannya menemui Presiden Jokowi untuk memperkenalkan
kepengurusan pimpinan KY yang baru. Selain itu, KY juga melkaukan
audiensi dengan Presiden Jokowi.
"Ada beberapa hal yang saya kira
sangat penting disampaikan oleh Presiden kepada kami. Dan ada beberapa
hal yang kami sampaikan ke Bapak Presiden," ujar Aidul di Kantor
Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (4/3/2016).
"Pertama
kami silaturahmi karena kami adalah pengurus baru atau anggota baru dan
pimpinan baru di KY, sehingga perlu melakukan silaturahmi untuk
memperkuat sinergi antar lembaga negara," sambung Aidul.
Dalam
kesempatan itu, lanjut Aidul, Presiden Jokowi menitipkan pesan agar KY
bisa menjalin hubungan yang harmonis dengan MA. Presiden menilai selama
ini hubungan KY dan MA kurang baik.
"Bapak Presiden pertama
menyampaikan agar menjaga komunikasi yang baik dengan MA. Itu yang
paling pokok. Kita tahu bahwa Bapak Presiden katakan hubungan yang
sebelumnya agak kurang harmonis, agak renggang, mohon diperbaiki dengan
komunikasi yang baik-baik secara personal maupun secara kelembagaan,"
jelas Aidul.
Namun, lanjut Aidul, Jokowi menekankan agar jalinan
hubungan antara KY dan MA itu dibangun dengan komunikasi yang apik dan
tidak melebihi wewenang masing-masing lembaga.
"Bapak Presiden
menekankan hubungan yang baik ini tidak mengurangi tugas pengawsan
terhadap hakim. Jadi pengawasan hakim tetap harus berjalan sebagaimana
mestinya. Tetapi di sisi lain komunikasi tetat dijaga. Dua hal yang
sangat ditekankan oleh Bapak Presiden berkenaan dengan KY," kata Aidul.
Hubungan harmonis yang seperti apa yang diinginkan Presiden?
"Itu
memang ditekankan ya karena harmonis. Ada kecenderungan selama ini
hubungan antara dua lembaga ini dalam istilah Bapak Menkum HAM itu
seperti Tom and Jerry. Disebutkan begitu. Nah hubungan-hubungan ini bisa
dipengaruhi oleh hubungan personal, hub atau ketidakmampuan, misalnya
dalam berhubungan dengan publik yang mengakibatkan hubungan ini menjadi
tidak harmonis," papar Aidul.
"Jadi dari situ saya menangkap
sebenarnya bahwa secara konstitusional ini kan harusnya saling harmonis.
Bukan harmonis tidak dalam pengertian tidak saling mengawasi atau tidak
saling cekcok, tapi lebih tepat secara personal atau secara kelembagaan
melakukan komunikasi terus menerus," pungkas Aidul.
(rjo/asp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar