Jakarta (ANTARA News) - Pemuda usia 22 tahun yang membakar diri di depan Istana Merdeka, Sondang Hutagalung, akhirnya meregang nyawa... Kematiannya berisikan ribuan pesan yang sulit diutarakan, dan Presiden Susilo Yudhoyono berduka cita mendalam atas kematian pemuda Indonesia itu.

Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, di Jakarta, Minggu, mengatakan, "Presiden SBY sangat berduka dan berbagi kesedihan dengan orang tua dan saudara-saudaranya."

Menurut Sparringga, kematian Hutagalung itu tentu memiliki pesan mendalam. Dia berharap semua pihak bisa berperan dan menyikapi pesan-pesan tersebut, terutama yang berguna bagi bangsa.

"Kami yakin ada ribuan pesan yang ditinggalkan oleh kematian Sondang. Hendaknya kita mengambil apa yang menjadi bagian kita," katanya. Tidak dijelaskan, apa sebetulnya yang dimaksud dengan bagian kita itu...

Hutagalung meninggal setelah mendapatkan perawatan di ICU Unit Luka Bakar, RSCM. Mahasiswa Universitas Bung Karno itu membakar diri beberapa waktu lalu di depan Istana Merdeka. Akibat aksi itu, Hutagalung mengalami luka luka bakar hingga mencapai 98 persen dari seluruh tubuhnya.

Aksi membakar diri sebagai bentuk protes keras atas kebijakan atau kekeliruan suatu pemerintahan atau rezim kerap terjadi di negara-negara Asia. China yang mengokupansi Daratan Tinggi Tibet juga kerepotan menghadapi cara protes dari anak-anak bangsa Tibet ini.

China juga kerap diprotes negara-negara lain yang menganggap negara dengan pertumbuhan ekonomi spektakuler itu tidak mengindahkan HAM, aspirasi politik, dan aspirasi kemanusiaan di negara yang sebelumnya dipimpin Dalai Lama itu. (F008)