BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 25 Februari 2012

Anggota Komisi III: Tindak Aparat yang Bina Jaringan dengan Preman

RMOL. Kekerasan yang marak terjadi belakangan ini, bahkan dengan mempertontonkan kesadisan di depan umum, sudah lebih dari meresahkan dan membuat masyarakat tidak nyaman lagi.

"Masyarakat bertanya-tanya, dimana polisi sebagai aparatur keamanan, masihkah polisi bisa diharap? Wibawa polisi jadi pertaruhan," kata anggota Komisi III DPR, Didi Irawady Syamsuddin, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (25/2).

Premanisme dalam bentuk apapun, baik oleh kelompok pemuda tertentu atau yang mengatasnamakan keyakinan agama tidak diperkenankan di dalam suatu negara demokrasi.

"Premanisme dalam bentuk apapun harus dibasmi. Premanisme telah mematikan persaingan cara sehat sehingga menyuburkan kultur kekerasan," imbuhnya.

Oleh karenanya, Didi menuntut aparat keamanan lebih aktif mengantisipasi kekerasan. Namun, dia tidak membantah dugaan ada oknum aparat yang bekerja sama dengan preman.

"Sudah rahasia umum preman-preman selama ini sukar ditindak karena sebagian dari mereka membina jaringan dengan penegak hukum. Mereka harus ditindak tegas," ungkapnya.

Didi berharap polisi sigap dan tegas terhadap kelompok preman karena kultur premanisme juga berkembang akibat tidak efektifnya hukum untuk menyelesaikan berbagai masalah.

"Ayo polisi kembalikan wibawamu dan kepercayaanmu di hadapan publik. Negara tidak boleh kalah," serunya.[ald]

Tidak ada komentar: