BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 28 Agustus 2012

Sekjen MTI: Penegakan Hukum di Jalan, Cara Tekan Kecelakaan Pemudik Bermotor

Nurvita Indarini - detikNews

Jakarta Angka korban tewas saat arus mudik dan balik Lebaran hingga Senin (27/8) kemarin tercatat sangat tinggi. 908 Orang tewas di jalan, padahal sejumlah cara telah dilakukan pemerintah untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas saat mudik dan balik berlangsung.

Menurut Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Ellen Sophie Wulan Tangkudung, tingginya angka kecelakaan saat mudik dan balik Lebaran 2012 ini karena faktor manusia. Banyak pengguna jalan yang mengabaikan aturan berlalu lintas sehingga menjadi pemicu kecelakaan.

"Di perjalanan mudik ini penegakan hukum masih kurang, masih banyak pelanggaran dilakukan. Masih banyak motor berpenumpang lebih dari dua orang. Harus ditegakkan hukum di jalan dengan baik dan konsisten untuk menekan kecelakaan ini," ujar Ellen.

Berikut ini wawancara detikcom dengan Ellen, Selasa (28/8/2012):

908 Orang meninggal dunia karena kecelakaan selama musim mudik dan balik libur Lebaran hingga hari Senin kemarin, padahal sudah ada langkah-langkah untuk menekan kecelakaan. Menurut MTI kenapa ini bisa terjadi?

Sebenarnya kalau kita lihat perilaku berlalu lintas, disiplin dan etika dalam mentaati aturan, rambu dan marka itu sangat rendah disiplinnya. Nah hal itu biasa dilakukan di kota saat akan berangkat kerja. Ternyata saat keluar kota pun perilakunya masih seperti itu. Contohnya melawan arah, memotong arus, tidak taat rambu.

Situasi di luar kota tentu tidak sama dengan kondisi sehari-hari, karena itu jadi kurang antisipasi. Apalagi penerangan masih kurang di malam hari.

Di perjalanan mudik ini penegakan hukum masih kurang, masih banyak pelanggaran dilakukan. Masih banyak motor berpenumpang lebih dari dua orang. Harus ditegakkan hukum di jalan dengan baik dan konsisten untuk menekan kecelakaan ini.

Berlalu lintas yang baik harus menjadi habit. Jika sehari-hari sudah biasa berlalu lintas yang baik, maka pada saat mudik pun bisa berlalu lintas dengan baik.

Lebih karena faktor manusia?

Iya, saya kira banyaknya kecelakaan itu karena faktor manusia. Kembali ke basic-nya. Dia memperoleh SIM seperti apa, ini bisa menggambarkan etika dia berlalu lintas, berdisiplin. Ke depan mungkin perlu ada sekolah agar orang-orang bisa memperoleh SIM dengan baik. Agar mendapatkan SIM tanpa ada faktor uang sehingga lulusnya memang benar.

Selain itu saat mudik ada kemacetan yang menimbulkan waktu perjalanan lebih panjang. Hal itu membuat pemudik kelelahan, mengantuk. Setelah macet ada target harus jalan terus karena harus bisa segera sampai. Ini membuat mereka kurang hati-hati, sehingga kecelakaan tak terhindarkan.

Ada terobosan memberlakukan boarding di KA, dan tidak dijual tiket berdiri. Ini langkah bagus kurangi kecelakaan kereta?

Yang ditekankan PT KAI adalah keamanan dan kenyamanan. Ini memang tidak secara langsung mempengaruhi pemudik berpindah moda transportasi. Itu dampaknya ke mereka yang memang mau naik kereta, bukan yang naik motor. Kenyamanan ini memang tidak serta merta menjadikan pengguna sepeda motor beralih.

Memang dengan kenyamanan ini menjadikan KA sebagai salah satu pilihan. Tapi jangan berhenti di itu saja, kapasitas juga harus ditambah. Tidak berdesakan di dalam kereta itu bagus, tapi juga jangan mahal. Ketika mahal, maka pemudik bermotor semakin tidak mau meninggalkan sepeda motornya untuk mudik.

Ini karena pertimbangan utama pemudik dengan sepeda motor adalah karena murah, sehingga keamanan dan kenyamanan dikesampingkan?

Alasan kebanyakan orang mudik dengan sepeda motor karena lebih murah. Karena itu untuk melayani mereka harus all out. Ini tidak bisa benar-benar dihilangkan, tetapi harus bertahap.

Bayangkan, mereka yang naik sepeda motor jarak jauh dari segi tempat duduk sangat tidak aman dan tidak nyaman. Tapi buat mereka yang penting sampai, dan tidak perlu keluar ongkos banyak. Untuk menyelesaikan masalah ini maka akar masalah harus dijawab.

Tahun depan akan ada lagi penyelenggaraan mudik. Nah, apa yang harus dilakukan untuk menekan angka kecelakaan ini?

Untuk angkutan Lebaran, perlu manajemen angkutan umum yang lebih total. Perlu disediakan angkutan umum yang murah, sehingga ini perlu subsidi. Tak hanya murah tapi juga aman dan nyaman. Salah satu moda transportasinya adalah KA, tapi bisa juga dengan bus yang harus senyaman mungkin.

Angkutan lain seperti kapal laut juga perlu diperbanyak. Selain perbaikan manajemen angkutan umum, koordinasi antar stake holder juga harus diperkuat, sehingga semua bisa saling mengisi.

Yang terpenting juga, penegakan hukum harus benar-benar dilakukan. Penegakan hukum jangan hanya ketika mudik dan balik berlangsung, tapi juga saat sehari-hari. Dengan begitu maka ini menjadi habit. Penegakan hukum ini nggak bisa main-main.

Terkait dengan pelayanan, upaya pemerintah menekan calo sudah baik?

Menekan calo dengan sistem boarding sebenarnya bukan hal yang baru. Hal ini sudah dilakukan sejak lama di pesawat. Jadi tinggal menerapkan ke sistem ke angkutan lain. Perlu diingat, sistem tidak menunjukkan level.

Seperti handphone yang bisa dijangkau semua orang. Artinya IT bisa diterapkan ke semua level. Dengan pembelian tiket secara online bisa menekan calo. Dengan menunjukkan KTP saat membeli dan saat akan naik ke moda transportasi maka masyarakat jadi KTP dengan benar. Di tahun mendatang, kami dukung sistem boarding di semua angkutan.

Tidak ada komentar: