Nurul Hidayati - detikNews
Manila
Bila Indonesia tak khawatir atas rencana peluncuran
roket jarak jauh Korut, tidak demikian dengan Filipina. Negeri tetangga
itu memantau rencana itu dan akan memprotesnya bertepatan dengan KTT
Keamanan Nuklir II di Seoul, yang dihadiri para pemimpin dunia termasuk
Presiden SBY.
Wapres Jejomar Binay yang mewakili Presiden Aquino
dalam KTT itu, secara resmi akan menyampaikan posisi pemerintahannya
dalam masalah ini. Binay terbang ke Korsel hari Sabtu siang untuk
menghadiri KTT yang dimulai pada Senin besok. Demikian diberitakan media
Filipina, Inquirer, Minggu (25/3/2012).
Filipina telah
menyatakan keprihatinan atas peluncuran roket itu dan meminta Amerika
Serikat membantu memantau roket, yang bagian roket diperkirakan akan
jatuh di Filipina utara. Filipina dan militer AS berkoordinasi untuk
melacak jalur roket Korea Utara.
"Militer Filipina berkoordinasi
dengan mitra AS dalam pemantauan peluncuran yang direncanakan," kata
juru bicara Departemen Luar Negeri Raul Hernandez pada AFP.
"Kami terus mendesak DPRK (Korea Utara) untuk tidak meneruskan peluncuran yang direncanakan," kata Hernandez.
Pyongyang
pekan lalu mengumumkan akan meluncurkan roket untuk menempatkan satelit
di orbit antara 12 dan 16 April, dan bersikeras ini adalah murni untuk
penelitian ruang angkasa. Tapi Amerika Serikat dan negara-negara lain
melihat peluncuran itu sebagai uji coba rudal balistik terselubung.
Kemlu
Filipina sebelumnya merilis statemen yang menyatakan bahwa rencana
peluncuran satelit Korut itu "tidak bisa diterima." Filipina mengimbau
Korea Utara untuk mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB 1874 dan 1718,
yang menyerukan meninggalkan program rudal balistik.
"Mereka
harus mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB yang secara eksplisit
menuntut bahwa mereka tidak bisa melakukan peluncuran yang menggunakan
teknologi rudal balistik," ujarnya.
Menteri Pertahanan Voltaire
Gazmin pada hari Jumat menyatakan, pemerintah perlu meminta bantuan AS
dalam pelacakan jalur roket tersebut mengingat minimnya perlengkapan
militer Filipina sehingga tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya
sendiri.
Sebelumnya dilaporkan, seorang pejabat senior AS
memperingatkan, wilayah Australia, Indonesia dan Filipina dapat
terpengaruh roket Korea Utara yang akan diluncurkan bulan depan.
"Jika
uji coba rudal Korea Utara terlaksana, kami menilai dampaknya kira-kira
sampai ke wilayah di antara Australia, Indonesia dan Filipina," kata
Asisten Menlu AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Kurt Campbell, seperti
dikutip Harian Sydney Morning Herald, Sabtu (24/3). Campbell mengajak
Indonesia, Australia dan Filipina mengecam rencana tersebut.
Pemerintah
Indonesia tidak khawatir atas peluncuran roket Korut. Sebab Indonesia
dan Korea Utara mempunyai hubungan yang cukup baik.
"Dengan
kebijakan CBM (Confidence Building Measure), untuk saling mempercayai,
tidak ada saling curiga mencurigai. Hubungan kita dengan Korut sangat
baik. Tidak ada alasan apa pun kita khawatir," ujar Juru Bicara Kemenhan
Brigjen TNI Hartind Asrin kepada detikcom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar