Andri Haryanto - detikNews
Jakarta
Polri membantah bila tindak pembubaran paksa terhadap
peserta aksi unjuk rasa dari Konami sebagai bentuk tindakan represif
aparat. Pembubaran paksa dilakukan tersebut merupakan buntut sikap
reaktif demonstran yang menyerang polisi dengan lemparan batu.
Di
dalam keterangannya, Rabu (28/3/2012), Kepala Biro Penerangan
Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri, Brigjen Pol Mohammad Taufik,
menuturkan pembubaran paksa bermula ketika massa pengunjuk rasa
mendekati Istana Merdeka. Polisi meminta massa menanggalkan
barang-barang berhaya yang mereka bawa.
"Kita berharap
barang-barang berbahaya yang dibawa supaya ditinggalkan. Tapi mereka
reaktif dan melempari petugas dengan batu sehingga dibubarkan paksa,"
kata Taufik.
Menurutnya, Polri sudah menjalankan standard
operational procedur (SOP) yang berlaku dalam pembubaran paksa tersebut.
Mulai penggunaan water canon, tembakan peringatan, hingga penggunaan
gas air mata.
Di dalam bentok yang terjadi sore hari kemarin di
Gambir itu sebanyak 17 polisi mengalami luka berat terkena lemparan batu
dari pengunjuk rasa. "Ada 17 orang itu sampai sekarang masih diopname
di RSCM mungkin kondisinya agak berat. Yang lain luka-lukanya bisa
diobati dan rawat jalan," papar Taufik.
Sementara itu ada juga
korban dari demonstran yang terkena gas air mata. Namun Taufik mengaku
tidak mengetahui berapa jumlah pasti korban tersebut.
Hasil
penyisiran di lokasi bentrokan, polisi menemukan 20 bom molotov yang
diduga dibawa para demonstran dalam aksi unjuk rasa. Kendaraan patroli
polisi dan pos polantas yang ada di sekitar wilayah Senen juga didapati
dirusak oleh massa pengunjukrasa.
Dia menambahkan, dalam aksi
unjuk rasa kemaren tidak ada niatan dari polri untuk menghalangi
pengunjukrasa. Melainkan justru mengawal agar aksi penyampaian aspirasi
tersebut berlangsung aman dan tertib sebagaimana juga Polri terapkan
tiap kali berlangsung unjuk rasa.
"Tidak juga untuk menghalangi,
menghambat atau memberikan hal-hal yang tidak diharapkan oleh pengunjuk
rasa. Semuanya agar unjuk rasa berjalan sesuai koridor yang berlaku,"
imbuh Taufik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar