Andri Haryanto - detikNews
Jakarta
Aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
mendapat penolakan keras dari masyarakat, khususnya mahasiswa. Polri
meminta perguruan tinggi ikut turun tangan membantu pemerintah
menjelaskan kepada masyarakat soal alasan kenaikan BBM per 1 April
nanti.
"Diharapkan kepada civitas akademika supaya menjelaskan
kenapa BBM naik, apa dampaknya kalau ini dinaikan dan apa dampaknya
kalau tidak dinaikkan. Sehingga, masyarakat tahu persis pemerintah
mengambil langkah-langkah yang sudah tepat," kata Kadiv Humas Mabes
Polri, Irjen Saud Usman Nasution, di Jakarta, Kamis (22/3/2012).
Saud
mengatakan, pihaknya khawatir bila kelak terjadi bias informasi di
masyarakat terkait kenaikan BBM, terlebih ditunggangi pihak tertentu
maka akan terjadi konflik di tengah masyarakat.
"Tapi sepanjang
tidak tahu mengapa naik apalagi sudah ditungangi pihak tertentu otomatis
masyarakat mendapat informasi keliru. Kita berharap pihak terkait,
jelaskanlah kepada masyarakat ini. Ini bukan tangungjawab Polri saja,
tapi semua pihak," terangnya.
Catatan Mabes Polri, terdapat 3
aksi unjukrasa menolak kenaikan BBM yang berakhir ricuh kemarin. Selain
aksi dorong antar polisi dan demonstran, di Makassar dan juga Sumatera
Utara demo berakhir chaos.
Di Makassar, massa melempar dan
membakar kendaraan dinas polisi hutan, merusak kaca depan mobil pembawa
BBM, lalu menyandera mobil yang membawa tabung gas elpiji dan
membagikannya kepada orang yang melintas.
Tidak hanya itu, massa
juga merusak dua kendaraan pembawa minuman soda, merusak kantor SPBU di
Tamalanrea, dan juga merusak Alfamart. Selain itu, massa yang beringas
menganiaya aparat yang tengah mengamankan demo, Bripka Idris, dan
mengambil kamera dari AKP Daniel yang tengah mendokumentasikan aksi
unjuk rasa.
Di Sumut, massa memaksa masuk kantor DPRD Sumut
dengan merubuhkan pagar gedung. 4 polisi terluka, salah satunya perwira
yang tengah memimpin pengamanan aksi unjuk rasa.
(ahy/gun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar