Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jakarta
Dengan sumber daya manusia dan bantuan teknologi bagus
dalam pembuatan paspor, maka seharusnya penyimpangan di kemigrasian
tidak bisa ditolerir. Pelanggaran keimgrasian disebut sebagai cerminan
kondisi masyarakat Indonesia saat ini.
"Maka memang rasanya tidak
bisa mentolerir penyimpangan yang dilakukan imigrasi," ujar pengamat
hukum Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala saat berbincang
dengan detikcom, Rabu (14/3/2012).
Menurut Adrianus, masalah
keimigrasian dibagi dua macam yaitu kejahatan keimigrasian dan kejahatan
jajaran imigrasi. Pada kejahatan jajaran imigrasi dibedakan dua hal
yaitu kesalahan dan pelanggaran.
"Misalnya kesalahan imigrasi
dalam penanganan manusia perahu. Petugas imigrasi melakukan kesalahan
dan akibatnya mereka diberi skors," terangnya.
Sedangkan pada
pelanggaran keimigrasian terlihat pada pembuatan paspor palsu.
Penyimpangan yang dilakukan oleh petugas imigrasi ini mencerminkan
kondisi masyarakat sekarang.
"Kalu kita bisa dikatakan
penyimpangan di masyarakat dan pelanggaran petugas imigrasi dan apa yang
terjadi di imigrasi masih mencerminkan apa yang terjadi di masyarakat,"
jelasnya.
Seperti diketahui, Ditjen Keimigrasian dalam beberapa
waktu terakhir disorot soal dugaan pemalsuan dokumen data perlintasan WN
Singapura, Toh Ke Ng Siong, yang dilakukan oleh Kepala Imigrasi Bandara
Soekarno-Hatta, Rochadi Iman Santosa.
Tidak hanya itu, tingkah
laku pegawainya juga diekspos oleh artis Hollywood Taylor Kitsch. Kitsch
mengaku diperas oleh petugas Imigrasi Bandara Ngurah Rai, Bali pada
acara talkshow David Letterman di televisi CBS.
Kitsch mendarat
di Bali pada 1 Februari 2012. Ia berencana syuting film besutan Oliver
Stone berjudul Savages di Nusa Tenggara Timur (NTT). Film itu dibintangi
juga oleh John Travolta, Uma Thurman dan Salma Hayek. Ia meninggalkan
Bali pada 11 Februari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar