Sukabumi (ANTARA News) - Kepolisian Resort (Polres) Sukabumi Kota, Jawa Barat, menyiagakan penembak jitu (sniper)
untuk mengantisipasi terjadinya gejolak atau gangguan keamanan
menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di wilayah kerjanya,
kata Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Witnu Urip Laksana.
Iamengatakan,
penembak jitu ini disiagakan jika kondisi keamanan sudah sangat
membahayakan semua pihak. "Kami siaga penembak jitu sebagai langkah
pengamanan jika terjadi gejolak menjelang kenaikan harga BBM," ujarnya
kepada ANTARA News, Minggu.
Menurut dia, biasanya menjelang kenaikan harga BBM selalu terjadi
aksi penolakan, seperti unjuk rasa, bahkan ada saja oknum yang ingin
merusak suasana keamanan di setiap daerah dengan berbuat anarkis dan
memprovokasi warga.
Selain itu, ia menilai, menjelang kenaikan harga BBM juga kerap
terjadi aksi penyalahgunaan BBM, seperti pengoplosan dan penimbunan BBM.
"Penembak jitu ini disiagakan juga selain untuk mengantisipasi
hura-hara, tetapi antisipasi tindak kriminal lainnya, seperti penimbunan
dan pengoplosan BBM," tambahnya.
Namun, ia menegaskan, tembak di tempat kepada pelaku hura-hara
atau kriminal ada prosedur tetapnya, seperti sudah mengancam keselamatan
orang lain ataupun petugas atau sudah bertindak anarkis yang
menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas umum.
Dikatakan Witnu, selain menurunkan penembak jitu pihaknya juga
menyiagakan tim gabungan dari berbagai satuan di Polres Sukabumi Kota.
Sebanyak 435 personel kepolisian pun disiagakan mengantisipasi adanya
aksi unjuk rasa atau aksi lainnya menjelang kenaikan harga BBM.
"Kami pun menempatkan empat personel kami di setiap stasion
pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk menjaga selama 24 jam penuh,"
kata Witnu.
Ia menambahkan, pihaknya juga terus melakukan penyelidikan
terhadap aksi kriminal penyalahgunaan BBM dan berkoordinasi dengan
pemerintah setempat dan Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana
Migas) sebagai langkah antisipasi. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar