Jakarta (ANTARA
News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta aparat
kepolisian mengoptimalkan pengawasan menjelang kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) bersubsidi tanggal 1 April 2012.
Menurut Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi di Jakarta, Jumat,
pengetatan pengawasan diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan
munculnya aksi pembelian secara berlebihan dan penimbunan BBM.
"Aparat kepolisian mesti menjalankan fungsinya menjaga agar tidak terjadi penyalahgunaan BBM di lapangan," katanya.
Pemerintah, kata dia, harus menempatkan aparat kepolisian di
stasiun-stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan titik-titik rawan lainnya.
"Kondisi ini diciptakan sendiri oleh pemerintah, sehingga pemerintah
harus punya strategi agar dampaknya tidak tereskalasi," ujarnya.
Ia juga menghimbau masyarakat tidak melakukan membeli BBM dalam
jumlah berlebihan menjelang kenaikan harga karena justru akan mendorong
kenaikan harga.
Tulus menjelaskan pula bahwa saat ini pasokan BBM
sebenarnya masih cukup aman namun variasi harganya cukup tinggi
sehingga memicu munculnya penyalahgunaan, termasuk penjualan ke luar
negeri.
Ia mengatakan tingkat penyelundupan BBM di wilayah yang berbatasan
dengan Filipina, Malaysia, dan Singapura cukup tinggi karena harga bahan
bakar di negara-negara itu lebih mahal, sampai Rp15.000 per liter di
Filipina dan Malaysia.(K007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar