Oleh :
Dedy Priatmojo, Bobby Andalan (Bali)
VIVA.co.id - Kurang
dari 24 jam, sejak Angeline ditemukan tewas di halaman rumahnya,
Polresta Denpasar telah berhasil mengungkap pelaku pembunuhan bocah
malang tersebut. Polisi menduga Agus (25), bekas pembantu di rumah ibu
angkat Angeline, sebagai pelaku pembunuhan.
Agus yang baru bekerja satu bulan itu ditetapkan sebagai tersangka
dalam kasus pembunuhan bocah berusia delapan tahun tersebut. Ia dijerat
pasal 35 UU Perlindungan Anak juncto pasal 80 ayat 3 KUHP, dengan
ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Kapolresta Denpasar, Kombes
Pol Anak Agung Made Sudana, mengatakan berdasarkan pemeriksaan forensik
RS Sanglah, Angeline tewas karena dihantam benda tumpul. Peristiwa keji
itu terjadi pada 16 Mei 2015, malam hari sekira pukul 20.00 WITA.
Agung
menuturkan, Angeline dibunuh di lantai dua rumah ibu angkatnya saat
kondisi rumah dalam keadaan sepi. Meski demikian, Margareth, ibu angkat
Angeline tengah di dalam rumah saat kejadian.
"Ibu Margareth ada di dalam rumah," kata Sudana di Mapolresta Denpasar, Rabu 10 Juni 2015.
Menurut Kapolresta, Agus membunuh Angeline persis di depan kamar
Margareth. Anehnya, saat diperiksa polisi, Margareth mengaku tak tahu
kejadian pembunuhan anak angkatnya tersebut. "Dia kan tidak pernah ke
luar, di dalam kamar terus," terang Kapolresta.
Selain
Margareth, ada juga penghuni rumah kos-kosan saat Angeline dibunuh.
"Tetapi, penghuni kos-kosan itu tidak pernah di kos. Dia pulang jam 10
(malam), mandi lalu kerja lagi," terang Sudana.
Kendati hasil
otopsi forensik RSUP Sanglah Denpasar menyatakan di sekujur tubuh
Angeline terdapat banyak luka bekas siksaan, namun hingga saat ini
polisi belum menyimpulkan keterlibatan Margareth dalam kasus ini.
"Kita fokus pada peristiwa pembunuhan Angeline dulu. Ibunya (Margareth)
tidak terkait itu (pembunuhan Angeline)," kata Kapolresta.
Margareth Terlibat?
Keyakinan berbeda diungkapkan pendamping hukum dari Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar, Siti
Sapurah.
Perempuan yang akrab disapa Ipung itu meyakini bahwa Margarethlah
yang membunuh Angeline. Sementara, Agus bertugas menguburkan Angeline.
"Yang membunuh ibu angkatnya, yang menguburkan Agus. Agus memang
sempat memperkosa Angeline," kata Ipung, usai mendengarkan Agus di
interogasi penyidik Polresta Denpasar.
Sejak Angeline
dikabarkan hilang, Ipung merupakan salah satu orang yang tak
mempercayai berita tersebut. Keyakinannya hanya satu, Angeline tewas
dibunuh Margareth. "Sejak awal, saya sudah meyakini jika Angeline
dibunuh Margareth. Kan, saya sudah sampaikan kepada Anda," kata Ipung,
saat dikonfirmasi lagi kepada VIVA.co.id.
Menurut
Ipung, begitu dinyatakan hilang pada 16 Mei lalu, orangtua Angeline
justru menyebar informasi tersebut ke media sosial Facebook, ketimbang
melaporkannya kepada pihak kepolisian. Baru dua hari kemudian,
hilangnya Angeline dilaporkan kepada pihak berwajib.
"Foto yang
disebar juga sangat baik. Angeline terlihat bersih. Padahal,
kenyataannya Angeline sangat kurus dan terkesan dekil. Foto itu saya
yakini didesain orang profesional. Skenario sudah disiapkan soal
pembunuhan Angeline ini," tutur Ipung.
Selain itu, Ipung mengaku tak percaya Angeline hilang lantaran
gerbang rumah Angeline selalu dikunci. Angeline dilarang ke luar rumah.
"Saat polisi akan melakukan pemeriksaan, Margareth justru
menghalang-halangi," kata Ipung.
Keluarga juga selalu
menghalang-halangi investigasi yang dilakukan pihak kepolisian.
Beberapa kali proses penyelidikan di rumah dihalangi oleh Margareth.
"Bahkan, dua menteri dilarang masuk," tegas dia. (asp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar