INILAH.COM, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) menilai, pengembangan kacang
kedelai varietas Grobogan di wilayah Aceh, mampu bersaing dengan produk
impor. Pasalnya, dari sisi nutrisi kandungannya lebih banyak.
Demikian disampaikan Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan, Haryono saat ditemui di kantor Balitbang Pertanian Jakarta, Kamis (14/2/2013).
"Dibandingkan dengan kacang kedelai impor, kacang kedelai kita jauh lebih bagus. Terutama kacang kedelai Grobogan yang saat ini dikembangkan di Aceh ya. Itu dari sisi kandungan nutrisinya jauh lebih bagus dibanding impor," kata Haryono.
Menurut Haryono, selain varietas Grobogan, ada juga varietas Gema, Detam, Argopuro, Raja Basa dan lain-lain yang sudah terlebih dahulu dikembangkan. Data Badan Litbang Pertanian, mencatat ada 73 varietas unggulan kedelai yang sudah berhasil dikembangkan.
"Bersaing dengan kedelai Amerika Serikat bukanlah hal yang sulit, karena kedelai kita memang nutrisinya lebih banyak. Selain itu, kedelainya juga lebih besar-besar dan umurnya tanamnya juga pendek," kata Haryono.
Menurut Haryono perihal kedelai lokal kalah bersaing dibanding produk impor, hal itu masalah lain.
Kedelai merupakan tanaman yang cocok dikembangkan didaerah tropis, seperti Amerika Serikat yang banyak mendapat sinar matahari. Namun, dengan kemajuan teknologi pertanian negara subtropika seperti Brazil juga berhasil mengembangkan kedelai. Begitu juga dengan Indonesia, hampir 12 jam disinari matahari per harinya. [mel]
Demikian disampaikan Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan, Haryono saat ditemui di kantor Balitbang Pertanian Jakarta, Kamis (14/2/2013).
"Dibandingkan dengan kacang kedelai impor, kacang kedelai kita jauh lebih bagus. Terutama kacang kedelai Grobogan yang saat ini dikembangkan di Aceh ya. Itu dari sisi kandungan nutrisinya jauh lebih bagus dibanding impor," kata Haryono.
Menurut Haryono, selain varietas Grobogan, ada juga varietas Gema, Detam, Argopuro, Raja Basa dan lain-lain yang sudah terlebih dahulu dikembangkan. Data Badan Litbang Pertanian, mencatat ada 73 varietas unggulan kedelai yang sudah berhasil dikembangkan.
"Bersaing dengan kedelai Amerika Serikat bukanlah hal yang sulit, karena kedelai kita memang nutrisinya lebih banyak. Selain itu, kedelainya juga lebih besar-besar dan umurnya tanamnya juga pendek," kata Haryono.
Menurut Haryono perihal kedelai lokal kalah bersaing dibanding produk impor, hal itu masalah lain.
Kedelai merupakan tanaman yang cocok dikembangkan didaerah tropis, seperti Amerika Serikat yang banyak mendapat sinar matahari. Namun, dengan kemajuan teknologi pertanian negara subtropika seperti Brazil juga berhasil mengembangkan kedelai. Begitu juga dengan Indonesia, hampir 12 jam disinari matahari per harinya. [mel]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar