M Iqbal - detikNews
Jakarta - - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengutarakan
kekhawatirannya terhadap angka golput pada Pemilu 2014 mendatang. KPU
menengarai, kalangan mahasiswa berpotensi menjadi pemicu golput yang
berpengaruh signifikan ke masyarakat luas.
"Sebab para mahasiswa
lah yang selama ini paling getol meneriakkan golput. Bayangkan saja di
Indonesia ini jumlah mahasiswa sangat signifikan. Suara-suara para
aktivis yang menyerukan Golput tentu sedikit banyak akan memberikan efek
resonansi kepada mahasiswa lain dan masyarakat," kata Ketua KPU Husni
Kamil Manik, dalam siaran pers yang diterima detikcom, Senin
(18/2/2013).
Husni menyampaikan kekhawatiran tersebut sewaktu
memberi kuliah umum dihadapan 300 mahasiswa di Universitas Haluoleo
(Unhalu), Kendari, Sulawesi Tenggara. Husni menuturkan, mahasiswa adalah
penggerak intelektual yang vital dalam gerak bangsa, tak terkecuali
menggerakkan ke arah golput.
"Saat ini, ada tren penurunan
partisipasi masyarakat dari pemilu ke pemilu. Pemilu tahun 1999, tingkat
partisipasi masyarakat masih cukup tinggi mencapai 93,30 persen,
menurun menjadi 84,07 persen pada pemilu 2004 dan terus menurun menjadi
70,99 persen pada pemilu 2009," imbuh Husni.
Husni melanjutkan,
mahasiswa harus berperan aktif menyadarkan masyarakat untuk menggunakan
hak pilihnya. Mahasiswa juga harus tetap mengawal proses Pemilu,
sebagaimana sejak Pemilu 1999, agar terhindar dari
kecurangan-kecurangan. Kuantitas besar mahasiswa bisa dimanfaatkan.
"Saat
ini di Indonesia terdapat sekitar 2.647 perguruan tinggi baik negeri
maupun swasta dengan jumlah dosen sekitar 270 ribu orang dan mahasiswa
4.273.000. Kumpulan kaum intelektual dalam jumlah yang besar ini
merupakan kekuatan yang maha dahsat untuk melakukan perubahan sosial di
tengah-tengah masyarakat," tutur Husni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar