Jakarta (ANTARA
News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyemangati para kepala
daerah baik bupati, walikota dan gubernur untuk tegar menghadapi
berbagai kritikan dan hujatan yang seringkali dituduhkan oleh kelompok
masyarakat dan pihak-pihak lainnya.
Hal ini diungkapkan Presiden saat membuka Rapat Kerja Nasional
Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Perhimpunan
Penyuluh Pertanian Indonesia 2013 di Jakarta, Rabu.
Semangat Presiden tersebut ditularkannya melalui cerita yang ia
bawakan dalam kesempatan tersebut. Kepala Negara bercerita, bila dirinya
seringkali menerima curhat dari para kepala daerah saat dirinya
melakukan kunjungan daerah.
"Seorang bupati misalnya mengatakan, Pak, rasanya kok berat sekali
menjadi bupati. Kenapa? saya bilang begitu. Ya kok disalahkan terus pak,
maju kena mundur kena. Kiri kata DPRD salah, kanan kata pers salah.
Jadi kadang- bingung kita, padahal rasanya kami sudah berikhtiar,
berupaya," kata Presiden menirukan percakapan bupati tersebut.
Kemudian istri sang bupati, menurut Presiden, membenarkan. "Betul
Pak SBY, seperti itulah yang kami hadapi," ucap Presiden menirukan istri
bupati.
Selain itu, Presiden juga mendapati hal yang sama saat berbicara
dengan seorang gubernur. "Wah ini memang euforia reformasi blm selesai
Pak SBY," kata sang gubernur seperti ditirukan Presiden.
"Kenapa?," tanya Presiden. "Ya rasanya semua kebijakan saya, program
saya, kok disalahkan semua. Dianggap gagal semua, ditentang. Ya kiri
kanan sepertinya mengkritik. Kalau mengkritik baik, ini sudah pada
posisi menghakimi. Salah, gagal, dan sebagainya," kata Gubernur yang
ditirukan Yudhoyono.
Menghadapi curahan hati tersebut, Presiden Yudhoyonopun menjawab
dengan tenang. "Nah, waktu itu saya bertanya, pak bupati, sudah berapa
lama jadi bupati?" kata SBY.
"Empat taun pak," jawab bupati ditirukan SBY. "Pak gubernur?" Kata Presiden. "Tiga tahun pak," jawab Gubernur ditirukannya.
"Nah begini, pak bupati dikritik, dihujat, disalahkan oleh
masyarakat di kabupaten ini dalam waktu 3 tahun. Pak gubernur, bapak
dikritik, disalahkan, dihujat oleh provinsi itu selama 3 tahun. Nah saya
yang nyalahkan, yang menghujat, seluruh rakyat Indonesia, dan sudah
lebih dari 8 tahun. Kalau saya kuat, bapak-bapak harus kuat. Yang
penting di sininya berikhtiar," kata Presiden yang kemudian disambut
tepuk tangan.
Presidenpun menambahkan, dalam memimpin masyarakat, hampir pasti ada
permasalahan, tantangan, hambatan. "Tapi sudahlah.Jalankan semuanya
itu. Lalui, hadapi, pasti hasilnya akan lebih baik daripada putus asa,
menyerah, kemudian kita pun ikut larut dalam konflik ataupun hujat
menghujat, hajar menghajar, serang menyerang seperti itu. Setuju?" kata
presiden yang langsung disambut setuju para hadirin.
(M041/M009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar