Pewarta: Fransiska Ninditya
Jakarta (ANTARA
News) - Calon presiden (capres) dari Partai Hanura Wiranto mengaku akan
mempertanggungjawabkan isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam
peristiwa kerusuhan Mei 1998 yang selau muncul di setiap pencalonan
dirinya menjadi capres RI.
"Saya berani mempertanggungjawabkan bahwa apa yang saya lakukan di
masa lalu selalu berdasarkan hukum dan kebijakan Negara. Siapa pun yang
menuduh macam-macam terhadap saya, saya persilakan untuk bertemu dan
mari kita diskusikan apa yang terjadi di masa lalu," tegas Wiranto usai
Deklarasi Capres-Cawapres Partai Hanura di Jakarta, Selasa.
Dia menceritakan kondisi pada saat kerusuhan Mei 1998, itu Negara
sedang mengalami krisis multi-dimensional yang sangat berat, sehingga
terjadi kerusuhan massal di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagai Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) dan Menteri Pertahanan
pada masa pemerintahan Soeharto itu, Wiranto harus dapat menyelesaikan
permasalahan yang terjadi di Tanah Air.
"Waktu itu, saya dapat menyelesaikan dan meredakan kerusuhan itu
hanya dalam tempo tiga hari dan Negara kita tetap utuh. Bahwa korban
memang ada dan itu risiko dari suatu kerusuhan," jelasnya.
Dibandingkan dengan kerusuhan serupa yang terjadi di sejumlah negara
asing, seperti Mesir, Suriah dan Libya, Wiranto mengaku penyelesaian
kerusuhan Mei 1998 masih lebih baik. Karenanya, katanya, dia ingin
masyarakat melihat sisi positif aparat keamanan dalam mengantarkan
perubahan di Indonesia melalui proses demokrasi yang baik dan benar.
"Maka saya minta hal ini dipahami untuk mengimbangi isu-isu tidak
jelas yang terus berkembang menjelang pencalonan saya menuju Pemilu
2014," ujarnya.
Selasa, Partai Hanura secara resmi mengusung Wiranto dan Hary
Tanoesoedibjo sebagai pasangan tunggal capres-cawapres dari Partai
Hanura, melalui deklarasi yang dilakukan pada hari terakhir pembekalan
caleg di Jakarta, Selasa.
Hanura adalah parpol pertama yang berani mendeklarasikan pasangan
capres dan cawapres, meskipun tahapan Pemilu 2014 masih di pencalonan
anggota legislatif.
Pada Pemilu 2009, Partai Hanura hanya mendapat perolehan kursi di
DPR RI sebanyak 18 kursi (3,21 persen) dari total perolehan suara
sebesar 3.922.870 atau 3,8 persen. Untuk Pemilu 2014, Partai Hanura
percaya diri dapat memperoleh suara sebanyak-banyaknya, sehingga dapat
meraih posisi tiga besar parpol pemenang pemilu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar