BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 02 Oktober 2014

Yang Mulia Ketua MA Disapa 'Saudara' di DPR, Ini Kata KY

Rivki - detikNews

Jakarta - Komisi Yudisial (KY) juga keberatan dengan sapaan 'saudara' kepada Yang Mulia Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali saat pelantikan anggota MPR, DPR dan DPD kemarin. Sebagai penjaga martabat hakim, KY menyarankan protokoler di DPR diatur kembali supaya lebih tertib.

"Ke depan sebaiknya disesuaikan seperti dunia internasional, kalau di luar negeri kan Ketua MA disebut 'Lord', 'Majesty' dan lain-lain. Sebaiknya disamakan saja," ujar komisioner KY, Taufiqurrahman Syahuri, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (2/10/2014).

Taufik mengatakan, di Indonesia memang tidak ada UU atau peraturan yang mengharuskan hal seperti. KY sendiri tidak akan mempermasalahkan hal tersebut lebih lanjut karena budaya Indonesia berbeda dengan budaya di Eropa dan Amerika.

"Kalau di Eropa itu kan adat dan etiknya kuat dan sebutan-sebutan seperti bila salah ucap bisa menjadi masalah panjang di sana. Kalau di sini kan tidak," ujarnya.

Untuk itulah, KY yang dibentuk oleh UUD 1945 meminta supaya protokol acara kenegaraan mengikuti standarisasi protokoler internasional. Menurutnya hal itu harus dibiasakan.

"Memang ini tidak bisa disalahkan atau dianggap lumrah. Sebaiknya persepsi kita yang harus disamakan," pungkas Taufiq.

Keberatan juga dilontarkan Ketua Ikatan Hakim Indonesia (Ikahi) cabang MA, hakim agung Prof Dr Gayus Lumbuun. Sapaan 'saudara' dalam acara kenegaraan untuk Ketua MA dinilai tidak etis dan tidak pantas.

"Seharusnya Beliau dipanggil Yang Mulia karena peran Beliau adalah fungsional. Beliau lah yang melantik anggota DPR. Beda dengan presiden yang hanya undangan," ujar Gayus Lumbuun.

Di berbagai tradisi ketatanegaraan di berbagai belahan dunia, penyebutan sapaan untuk Ketua MA lazim digunakan. Di Amerika Serikat dan Australia, Ketua MA setempat selalu dipanggil The Honorable. Di Inggris, Ketua MA setempat dipanggil The Lord. Sedangkan di Prancis disapa 'Premiere President'. Di beberapa negara lain ada yang memanggilnya dengan Your Highness.

Di luar yudikatif, soal panggilan ini menjadi perdebatan kenegaraan yang selalu muncul sejak jaman dahulu kala. Saat Amerika Serikat (AS) merdeka, Kongres berdebat tentang panggilan apa yang akan digunakan saat memanggil presidennya. Adapun Di Indonesia, Presiden Soekarno sempat memberikan gelar kepada dirinya Pemimpin Besar Revolusi. Adapun di Inggris, saat ini pemimpin Kerajaan Inggris Raya biasa dipanggil Your Majesty.

Dalam tradisi akademik, seorang guru besar sebelum disebut profesor juga diawali dengan sapaan Yang Maha Terpelajar.

Tidak ada komentar: