VIVAnews - Tarif progresif kereta listrik (KRL)
Commuter Line (CL) berlaku perdana hari ini, Senin 1 Juli 2013. Besarnya
antusias warga membuat antrean pembelian tiket membludak.
"Bukan panjang lagi namanya, tapi luar biasa," ujar Kepala Stasiun Bekasi, Hariyanto, kepada VIVAnews, di kantor kepala Stasiun Bekasi.
Hariyanto
mengaku bahwa para pegawainya belum sepenuhnya memahami perubahan
sistem penjualan tiket ini. "Yang terbiasa dengan penjualan tarif flat,
yaitu Rp8.500 sekali jalan harus mengubah pola pikir ke tarif yang
berbeda," kata dia.
Untuk mengantisipasi terjadinya keributan di
stasiun, aparat keamanan pun juga dikerahkan untuk mengamankan lokasi
ini. Ada 15 polisi dari Polsek Bekasi Utara, 8 personel TNI yang
diperbantukan dari korps Marinir, dan 10 orang pegawai PKD.
Pihak
stasiun telah menyebar 1.500 tiket multitrip di stasiun ini. Tapi,
kartu seharga Rp20 ribu dengan saldo minimal Rp7 ribu, ini ludes dibeli
pembeli dalam waktu 10 menit.
"Kami juga menjual tiket multitrip
untuk mengurai antrean. Tapi, habis dalam sepuluh menit. 750 penumpang
di pintu utara dan selatan," kata dia.
Hariyanto mengaku bahwa
jumlah ini tidak sepadan dengan jumlah penumpang di stasiun ini.
"Tiketnya 1.500 buah, penumpangnya ada 23 ribu. Bisa pecah kepala saya,"
gurau dia.
Rencananya, pihak stasiun akan menjual tiket ini pada
sore harinya. Tapi, itu bergantung pada jumlah yang diberikan dari PT
Kereta CL Jabodetabek (KCJ). "Itu, sih, tergantung pada jumlah yang
diberikan. Kalau saya, sih, maunya 23 ribu," kata dia.
Hariyanto
juga sempat berkeluh kesah kepada VIVAnews tentang adanya perubahan
tarif ini. Ada seorang penumpang yang kecewa dengan panjangnya antrean
itu. Penumpang tersebut terlambat karena mengantre terlalu lama. "Tapi,
kan, masalahnya bukan perbanyak loket, tapi perbanyak kartu multitrip,"
kata dia. (sj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar