Pewarta: Zubi Mahrofi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 56 poin menjadi
Rp13.765 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.709 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah melemah namun cenderung mulai terbatas,
pergerakan nilai tukar sedang normalisasi atas respon devaluasi yuan di
pekan ini," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa aset berdenominasi mata uang rupiah mulai
stabil walaupun belum sepenuhnya kembali ketika sebelum terjadi
devaluasi yuan Tiongkok.
Sedikit sentimen positif dari juga
muncul dari perubahan susunan (reshuffle) Kabinet Kerja serta respon
cepat para pengambil kebijakan terhadap pelemahan rupiah.
"Perlu diingat, kejutan dari kenaikan suku bunga the Fed masih menunggu di depan," katanya.
Ia menambahkan bahwa saat ini pelaku pasar juga sedang menanti data
neraca transaksi berjalan Indonesia kuartal kedua 2015, diharapkan lebih
baik dibandingkan periode sebelumnya sehingga menopang mata uang
rupiah.
Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy mengharapkan neraca transaksi
berjalan Indonesia kembali mencatatkan surplus sehingga dapat membuat
dasar yang baik untuk data selanjutnya pada kuartal ketiga mendatang.
Ia memperkirakan bahwa meski membaik, Bank Indonesia diperkirakan
tetap menerapkan kebijakan yang ketat di tengah kondisi risiko eksternal
yang masih bergejolak, salah satunya kebijakan Amerika Serikat menaikan
suku bunga the Fed.
"Kami memprediksi BI rate akan tetap tidak berubah pada 7,5 persen
pada rapat dewan gubernur (RDG) pada 18 Agustus mendatang," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar