BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 04 Juni 2011

Kunjungi Pengungsi Merapi, Putri Bungsu Sultan HB X Bantu Alas Tidur

Bagus Kurniawan - detikNews

Yogyakarta - Menjelang pernikahan, putri bungsi Raja Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat, Gusti Raden Ajeng (GRAj) Nurastuti Wijareni mengunjungi barak pengungsi korban banjir lahar dingin Merapi. Dia menyumbangkan 172 alas tidur kepada warga Dusun Ngerdi, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman.

Dalam kunjungan hari ini, Sabtu (4/6/2011), Jeng Reni panggilan akrabnya itu tidak ditemani oleh calon suaminya Achmad Ubaedillah. Sebab Ubae baru akan tiba di Yogyakarta sore ini. Dia langsung menyerahkan bantuan alas tidur dari busa itu di barak pengungsian di Posko SMA IKIP Veteran Dusun Koroulon, Desa Sindumartani. Bantuan tersebut diterima oleh salah satu perwakilan warga Ny Atmowijoyo.

"Kebetulan sekarang ini tidak ikut, tapi lain waktu akan kami ajak ke sini untuk mengunjungi warga," ungkap Reni kepada wartawan seusai mengunjungi Dusun Ngerdi yang terletak di sisi barat Kali Gendol yang merupakan aliran utama jalur lahar dingin Merapi.

Reni meminta warga Dusun Ngerdi untuk bersabar dan tawakal dalam menghadapi cobaan tersebut. Dia pun menitipkan salam ibunda Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas kepada warga desa.

Ditemani Kepala Desa Sindumartani, Hartono serta sejumlah relawan Tagana, dia melihat dari dekat 54 rumah milik 30 Kepala Keluarga (KK) yang hancur diterjang banjir lahar dingin pada bulan Mei lalu.

Kondisi sebagian rumah-rumah dan jalanan di dusun itu rusak berat tertimbun pasir dan batu setinggi lebih kurang 2 meter. Puluhan rumah tersebut ada yang rusak berat dan rusak ringan. Sebagian rumah tidak bisa ditempati.

Saat ini warga ada yang mengungsi di Posko SMA IKIP Veteran sekitar 1 km dari lokasi. Namun ada pula yang mengungsi di rumah-rumah kerabatnya. "Semua mengungsi, barang-barang juga sudah diselamatkan, namun belum ada yang kembali ke rumah karena tidak bisa ditempati," Kepala Desa Sindumartani, Hartono.

Menurut dia, kondisi Sungai Gendol dari utara dusun sudah dinormalisasi dengan membuat tanggul yang lebih tinggi. Aliran air yang dulu membelah pemukiman melewati jalanan tengah dusun sudah dikembalikan seperti semula menggunakan alat berat.

"Saat ini tinggal kerja bakti dan padat karya mengeluarkan pasir dan material yang ada di rumah-rumah warga sehingga warga bisa menempatinya lagi," kata Hartono.
 

Tidak ada komentar: