BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 05 Juni 2011

Merpati MA-60 Siap Jelajah Pedalaman Kalimantan

Laurencius Simanjuntak - detikNews

Jakarta - PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) berniat menjadikan Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, sebagai home base di wilayah Kalimantan. Merpati dengan pesawat baru buatan China, MA-60 siap menjelajah pedalaman Borneo.

"MA-60 terbaru ini akan kami tempatkan di Bandara Supadio yang rencanannya akan melayani rute Putosibo yang terdapat diperbatasan Pontianak dan Serawak (Malaysia), selain itu juga ke Sampit, Pangkalanbun dan juga Ketapang,” kata Direktur Niaga Merpati Nusantara Airlines Toni Aulia Achmad di Bandara Juanda, Surabaya, Minggu (5/6/2011).

Seperti diketahui, dua pesawat MA-60 terakhir pesanan Merpati dari Xi'an Aircraft Industrial Corporation telah tiba di Jakarta hari ini. Kedatangan dua pesawat ini melengkapi 15 pesawat pesanan Merpati, minus 1 pesawat yang jatuh di Teluk Kaimana, Papua Barat, beberapa waktu lalu.

Di Jakarta, Merpati MA-60 akan beroperasi di Bandara Halim Perdana Kusuma. Pesawat akan melayani rute dari Jakarta ke 7 kota yakni Yakni Bengkulu, Jambi, Tanjung Karang, Yogyakarta, Semarang, dan Solo.

Toni mengungkapkan, hingga akhir Mei lalu, perseroan telah memperoleh pendapatan sebesar Rp800 miliar. Sedangkan mulai Juni hingga akhir tahun ini, ungkapnya, Merpati menargetkan mampu membayar hutang sebesar USD 4,8 juta kepada lessor.

“Jadi jika reveniew dikurangi biaya operasional diharapkan hasilnya bisa membayar lessor,” tambahnya.

Toni menambahkan, pada tahun ini perseroannya berencana melayani rute penerbangan menuju bandara kecil, baik itu ditingkat kecamatan muapun kabupaten. Meskipun demikian, ia mengakui adanya kekurangan armada pesawat untuk melayani rute penerbangan tersebut.

“Idealnya kami harus mempunyai 17 pesawat jet sejenis Boeing seri 300 dan 400 namun Merpati hanya memiliki 12, sedangkan untuk Cassa harusnya 10, tapi kami hanya memiliki tiga unit. Dan untuk dapat melayani beberapa bandara kecil di Indonesia, dibutuhkan sedikitnya 40 pesawat berjenis MA-60 atau sejenisnya,” pungkas Toni.

Disinggung mengenai kecelakaan Merpati MA-60 di Teluk Kaimana yang menewaskan 27 orang, Toni menyerahkan semuanya kepada Komite Nasional untuk Keselamatan Transportasi (KNKT) yang masih melakukan penyelidikan. Namun, ia menyakinkan pesawat MA-60 aman untuk digunakan.
 

Tidak ada komentar: